JAKARTA - Konglomerat Hary Tanoesoedibjo semakin mantap berbisnis batu bara. Kali ini, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PT MNC Energy Investments Tbk (IATA), PT Bhakti Coal Resources (BCR), telah menandatangani perjanjian jual beli untuk mengakuisisi 46,16 persen sisa saham PT Putra Muba Coal (PMC) melalui anak usahanya, PT Sumatra Resources (SR).
Setelah akuisisi ini, SR akan memiliki 100 persen PMC dari sebelumnya hanya 53,84 persen. Langkah ini sejalan dengan ambisi Perseroan untuk memperkuat posisinya di sektor energi, khususnya pertambangan batu bara.
PMC memiliki cadangan sebesar 54,8 juta MT dari 2.947 ha konsesi, yang terletak di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. PMC berencana meningkatkan produksinya dari 2 juta MT pada 2021 menjadi 4,5 juta MT pada 2022.
PMC sendiri menyumbang 5 persen dari total target produksi BCR sebesar 7,8 juta MT tahun ini, akuisisi ini tentu akan meningkatkan profitabilitas IATA. Kegiatan operasional PMC pada tahun 2021 mencatat pendapatan sebesar 56,32 juta dolar AS dan memiliki EBITDA sebesar 24,01 juta dolar AS.
Dikaitkan dengan meroketnya harga batu bara akibat meningkatnya permintaan dan masalah rantai pasokan yang timbul dari konflik antara kekuatan global, manajemen optimistis akuisisi tersebut akan meningkatkan posisi keuangan PMC dengan perkiraan profit dua kali lipat tahun ini.
PMC juga memiliki pelabuhan yang terletak di Sungai Tungkal, dengan jarak sekitar 10 km dari tambang dan sekitar 161 km ke area transhipment di pelabuhan Tanjung Buyut.
BACA JUGA:
BCR merupakan perusahaan induk dari sembilan perusahaan batubara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang meliputi, PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan PT Putra Muba Coal (PMC), keduanya sudah beroperasi dan aktif menghasilkan batubara dengan kisaran GAR 2.800 - 3.600 kkal/kg.
BSPC memiliki perkiraan total sumber daya 130,7 juta MT, sementara PMC memiliki 76,9 juta MT, dengan perkiraan total cadangan masing-masing sebesar 83,3 juta MT dan 54,8 juta MT. Kemudian, PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) dan PT Arthaco Prima Energi (APE), keduanya ditargetkan untuk memulai produksi batubara dalam tahun ini.
Ditambah lagi, PT Energi Inti Bara Pratama (EIBP), PT Sriwijaya Energi Persada (SEP), PT Titan Prawira Sriwijaya (TPS), PT Primaraya Energi (PE), dan PT Putra Mandiri Coal (PUMCO) yang sedang disiapkan untuk beroperasi dalam satu atau dua tahun dari sekarang. Tujuh IUP ini memiliki estimasi total sumber daya sebesar lebih dari 1,4 miliar MT, jumlah yang sangat menjanjikan bagi bisnis baru Perseroan.