Anak Usaha Sinarmas yang Berbasis di Singapura Milik Konglomerat Eka Tjipta Widjaja Berhasil Raup Rp6,8 Triliun dari <i>Rights Issue</i>
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Sinarmas Group melalui anak usahanya di Australia milik mendiang konglomerat Eka Tjipta Widjaja, Stanmore Resources Ltd., berhasil meraih 656 juta dolar Australia (sekitar Rp6,8 triliun) melalui penerbitan saham baru dengan skema institutional entitlement offer. Aksi ini merupakan bagian dari penggalangan dana untuk membiayai akuisisi 80 persen saham BHP Mitsui Coal Pty Ltd (BMC).

Pro-rata entitlement offer atau kadang disebut juga rights issue merupakan penawaran saham baru, di mana pemegang saham berhak membeli saham di harga tetap.

Pada aksi korporasi ini, Stanmore Resource menawarkan saham baru di harga 1,10 dolar Australia dengan rasio 7 saham baru untuk setiap 5 saham yang dimiliki pemegang saham. Periode institusional shortfall bookbuilding penawaran saham telah dilakukan pada 3 Maret 2022.

Hasilnya, Stanmore mengantongi sekitar 656 juta dolar Australia atau setara 94,6 persen dari total target emisi penawaran saham baru yakni 694 juta dolar Australia atau setara 506 juta dolar AS. Selanjutnya, periode penjatahan dan perdagangan saham baru Stanmore di Bursa Australia (ASX) dijadwalkan pada 17 Maret 2022. Manajemen Stanmore pun mengapresiasi dukungan pemegang saham dalam aksi korporasi ini.

"Dukungan luar biasa dari pemegang saham yang ada dan investor baru adalah dukungan nyata dari nilai proposisi yang ditawarkan oleh akuisisi BMC, Stanmore sangat senang menyambut beberapa investor baru," kata Managing Director Stanmore Marcelo Matos dalam keterangan resmi, dikutip Rabu 9 Maret.

Seperti pengumuman sebelumnya, nilai akuisisi 80 persen saham BMC mencapai 1,35 miliar setara Rp19,3 triliun (asumsi kurs Rp14.300 per dolar AS). Selain Stanmore Resources, induk usahanya yakni Golden Energy and Resources Ltd. (GEAR) yang tercatat di Bursa Singapura, juga turut mencari pendanaan untuk mencaplok BMC.

GEAR menggalang dana melalui penerbitan obligasi global senilai 90 juta dolar SA. GEAR telah menetapkan kupon final global bond sebesar 8,5 persen per tahun dan akan jatuh tempo pada 14 Mei 2026. Global bond anyar ini akan diterbitkan pada 9 Maret 2022. “Surat utang ini akan dikonsolidasikan dengan senior notes perusahaan yang diterbitkan pada 14 Mei 2021 senilai US$285 juta," tulis manajemen GEAR dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Singapura, Senin 9 Maret.

Surat utang ini akan dijamin tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali oleh Golden Investments (Australia) Pte Ltd (GIAPL). Hasil emisi surat utang akan diberikan kepada GIAPL sebagai bentuk pembayaran atas pembelian saham baru GIAPL.

Pada akhirnya GIAPL akan menggunakan dana tersebut untuk keperluan akuisisi saham BMC. Adapun, sumber pendanaan akuisisi BMC lainnya juga akan berasal dari fasilitas pinjaman dan kas internal Stanmo.

Secara keseluruhan, manajemen GEAR mengharapkan akuisisi BMC akan rampung pada pertengahan 2022. Aksi akuisisi ini telah mendapatkan persetujuan pemegang saham induk usaha GEAR, yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) pada 23 Februari 2022.