PURWOKERTO - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk terus melakukan edukasi terkait berbagai tawaran investasi yang kini marak di masyarakat. Dengan program edukasi yang semakin gencar, diharapkan dapat meminimalisasi risiko masyarakat terjerat rayuan investasi digital yang merugikan.
"Di handphone saya ini hampir tiap hari dikirimi prospek bisnis. Apa namanya? Seperti Forex itu, lho. Itu yang menarik tidak pernah ijin (kepada) saya dan mereka mengirimi terus," ujar Ganjar, saat peresmian gedung baru Kantor OJK, di Purwokerto, sebagaimana dilansir Antara, Selasa, 8 Maret.
Menurut Ganjar, kata-kata promosi yang disampaikan dalam tawaran investasi itu terlihat sangat menarik dan bahkan kerap meminta waktu untuk mereka dapat menyampaikan paparan. Dengan model penawaran seperti itu, Ganjar menduga ada sesuatu di balik penawaran prospek investasi tersebut.
Terkait berbagai tawaran investasi tersebut, Ganjar mengaku kerap berkomunikasi langsung dengan Kepala OJK Regional Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Aman Santosa, guna mengkonfirmasi kebenaran dan legalitas investasi yang ditawarkan tersebut.
"Jadi, saya banyak dibantu oleh Beliau untuk bisa menjelaskan. Tidak hanya itu, kita beberapa hari ini juga diberikan tontonan di televisi, anak muda kaya banget, pamer jam tangan harganya Rp7 miliar atau berapa," tutur Ganjar.
Menurutnya, di balik kisah jam tangan itu rupanya ada cerita investasi digital yang selama ini ditekuni anak muda tersebut. Disampaikan Ganjar juga, hingga saat ini bisnis investasi digital berkembang begitu cepat lantaran di tengah kondisi pandemi COVID19, tawaran tersebut dirasa sangat menggiurkan akan banyak diminati.
"Ya seperti 'gula-gula' yang ada di depan mata, tinggal dimakan, tinggal dijilat, seolah-olah semuanya terasa manis. Tapi kita tidak pernah tahu, ini (investasi, red.) benar atau tidak," ungkap Ganjar.
BACA JUGA:
Karenanya, Ganjar mengharapkan gedung baru Kantor OJK Purwokerto benar-benar bisa menjadi tempat untuk mengedukasi masyarakat sekaligus bertanya tentang masalah keuangan termasuk investasi digital.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pihaknya saat ini sangat agresif mengedukasi masyarakat terutama yang berkaitan dengan pinjaman secara daring (pinjaman online/pinjol). "Saat ini banyak sekali pinjaman online, ya pilihlah yang legal," ujar Wimboh.
Menurutnya, OJK akan terus mendorong pinjol agar memberikan suku bunga atau bagi hasil yang murah. Wimboh juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap produk-produk lain yang menjanjikan keuntungan besar.
"Mending tanya langsung ke OJK. Tidak usah datang. Silakan menggunakan medsos (media sosial). Produk ini bagaimana, benar atau tidak," katanya.
Lebih lanjut, Wimboh mengatakan hingga saat ini Satgas Waspada Investasi telah menutup 3.734 pinjol ilegal meskipun pada praktiknya pinjol-pinjol ilegal yang telah ditutup tetap nekat buka dengan yang baru. Karena itu, masyarakat sangat penting untuk dapat teredukasi terkait dengan pinjaman secara daring tersebut.
"Dan sekarang ini muncul yang disebut robot trading. Angka kerugian masyarakat melalui robot trading ilegal dan kripto ilegal sudah mencapai Rp117,5 triliun. Kami akan terus memerangi segala bentuk investasi ilegal, dengan terus bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait yang tergabung dalam Satgas Waspada Investasi," tegas Wimboh.