JAKARTA – Bank Indonesia menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi yang solid dan berkelanjutan menjadi syarat utama bagi Indonesia untuk bertransformasi menuju perekonomian yang maju.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan hal ini membutuhkan dukungan dari struktur transaksi berjalan yang sehat, yang didukung oleh sektor manufaktur yang kuat.
“Hilirisasi menjadi bagian dari upaya pengembangan industri manufaktur dengan menciptakan struktur industri yang kuat dan bernilai tambah,” ujarnya dalam rangkaian pertemuan G20, Senin, 14 Februari.
Menurut Dody, cara ini akan mendorong peningkatan ekspor bernilai tambah tinggi dan terintegrasi dengan global value chain sekaligus mengurangi impor.
“Hilirisasi dapat memperkuat keterkaitan domestik dengan industri pendukung dari daerah lainnya yang mendorong pembangunan yang semakin inklusif,” kata dia.
Senada, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Solikin M. Juhro menjelaskan, bank sentral berupaya memelihara stabilitas nilai rupiah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“Strategi ini jelas adalah bauran kebijakan yang bersinergi dengan reformasi struktural pemerintah," katanya.
Dalam catatannya, terdapat berbagai tantangan baik dampak hilirisasi kepada perekonomian yang perlu diperluas, maupun tantangan terkait faktor produksi, serta regulasi dalam hal implementasi industri hijau.
“Ada beberapa tantangan yang perlu dicermati, seperti pembiayaan hijau, implementasi teknologi rendah karbon, serta bantuan teknis dan pelatihan yang diperlukan,” ucap dia.
BACA JUGA:
Sementara itu, Senior Economist Asian Development Bank Henry Ma menyampaikan tentang pentingnya peningkatan kompleksitas produk ekspor.
“Dukungan pemerintah sangat diperlukan untuk bisa menciptakan iklim investasi yang menunjang serta keterlibatan sektor swasta dan mendiskusikan insentif yang diperlukan,” tegasnya.
Sebagai informasi, mulai hari ini Bank Indonesia rangkaian pertemuan kedua tingkat Deputi Kementerian Keuangan dan Bank Sentral (Finance and Central Bank Deputies Meeting/FCBD) yang dihelat 14 hingga 19 Februari 2022 di Jakarta.
Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya hilirisasi sumber daya mineral, membahas potensi dan tantangan yang muncul, serta merumuskan rekomendasi kebijakan.
BI sendiri disebut berkomitmen mendukung program pemerintah pada pengembangan sektor manufaktur Indonesia dan pengembangan industri hilir, salah satunya melalui penyelenggaraan seminar bertema manufaktur ini.