Bagikan:

JAKARTA - Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur merayakan hasil kemitraan lima tahun yang telah membantu lebih dari 24.000 anak muda, sebagian besar perempuan, memulai usaha atau meningkatkan laba.

Melalui program USAID Jadi Pengusaha Mandiri (USAID JAPRI) senilai 4,4 juta dolar AS, pemerintah Amerika Serikat telah memberikan pelatihan, mentoring, dan fasilitasi peluang dana bagi anak muda, perempuan, dan penyandang disabilitas untuk mewujudkan impian kewirausahaan.

Sebagai bagian dari program ini, USAID memberikan dana awal sebesar 110.000 dolar AS (sekitar Rp1,5 miliar) kepada 850 perempuan dan penyandang disabilitas untuk membantu memulai usaha baru atau membantu memulihkan pendapatan yang hilang akibat COVID-19. USAID juga meningkatkan keterampilan literasi digital di antara pelatih dan wirausaha lokal agar usahanya lebih bisa bertahan.

"USAID bekerja bahu membahu dengan masyarakat Indonesia untuk mengakhiri diskriminasi dan mempromosikan kesempatan yang sama bagi ribuan anak muda, perempuan, dan penyandang disabilitas untuk membantu mereka mewujudkan potensi ekonomi sepenuhnya, membangun usaha kecil, dan mendapat penghasilan yang lebih baik," kata Direktur USAID Jeff Cohen di Hotel Grand Mercure, Surabaya, Jawa Timur, Rabu 9 Februari.

Jeff dalam keterangan tertulisnya, menjelaskan bahwa pengusaha kecil atau usaha mikro berkontribusi pada ekonomi lokal dengan membawa pertumbuhan dan inovasi ke komunitas tempat mereka beroperasi. Usaha mikro juga membantu merangsang pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan lapangan kerja.

Dalam kesempatan itu Jeff Cohen juga menjelaskan visinya mengenai kesetaraan bagi perempuan dan disabilitas.

"Visi kami adalah dunia yang sejahtera dan damai di mana perempuan dan penyandang disabilitas menikmati kesempatan ekonomi yang sama dan sama-sama diberdayakan untuk mengamankan kehidupan yang aman dan sejahtera bagi diri mereka sendiri dan keluarga mereka," ujarnya.

Di kesempatan yang sama salah satu peserta dari kelompok usaha disabilitas Puji Rahayu mengaku terbantu dengan pelatihan USAID JAPRI. Puji yang saat ini memiliki usaha batik ini menilai program USAID JAPRI bisa menjadi contoh bagi program-program lain untuk para disabilitas menjadi lebih mandiri.

"Pelatihan USAID JAPRI sangat membantu usaha saya dan juga teman-teman disabilitas lain lebih berkembang. Saya berharap ke depan ada program serupa yang bisa memberikan pelatihan bagi disabilitas agar mereka mandiri dan bertahan di masa pandemi," kata Puji.

Hadir dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak mengatakan, pihaknya berupaya mengentaskan kemiskinan di wilayahnya dengan memberdayakan para wirausaha muda.

Menurutnya, penting menyinergikan upaya pengentasan kemiskinan dengan wirausaha.

“Pemuda-pemuda jangan merasa terhalang latar belakang ekonomi mereka. Dengan berwirausaha merupakan kesempatan untuk mendapat kehidupan lebih baik,” ucap Emil.

Dalam kesempatan itu, mantan bupati Trenggalek ini membagikan pengalamannya saat mulai menjalankan program pembinaan kewirausahaan.

“Lima tahun yang lalu pada saat program ini dimulai kami bertugas di Trenggalek. Salah satu hal yang menarik perhatian dari program pembinaan kewirausahaan adalah sasarannya dikhususkan dari latar belakang ekonomi yang relatif lemah,” ujar Emil.