Anak Krakatau Kembali Erupsi, Badan Geologi Kementerian ESDM Putuskan Tak Naikkan Status ke Level 3
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Budi Lelono memutuskan untuk tidak menaikkan status Gunung Anak Krakatau (GAK) dari level Siaga ke Waspada. Menurutnya dari hasil pemantauan dan evaluasi masih belum perlu dilakukan peningkatan status karena masih akan dilakukan evaluasi data secara menyeluruh.

"Saat ini kami evaluasi belum perlu ada kenaikan status dan tim masih lakukan evaluasi data secara menyeluruh untuk estimasi potensi ancaman bahaya ke depannya,"kata Budi dalam konferensi pers terkait Kondisi Terkini Aktivitas Gunung Anak Krakatau, Rabu 9 Februari.

Terkait hubungan aktivitas Gunung Anak Krakatau dengan gempa Banten yang terjadi belakangan ini, Budi mengungkapkan tidak ada hubungan antara keduanya karena gempa Banten murni merupakan gempa tektonik.

"Berdasarkan kondisi overpressure di GAK ini sudah terjadi sebelum gempa Banten," ujarnya.

Menanggapi kekhawatiran masyarakat mengenai kesamaan antara Letusan Gunung Tonga dan Gunung Krakatau, Budi juga menjelaskan memang terdapat kesamaan karakter antara kedua gunung tersebut namun ia memastikan dari pemantauan yang dilakukan, kemungkinan letusan dan tsunami yang terjadi sangatlah kecil.

"Karena volume intrusi magma di GAK saat ini belum besar dan secara historis longsoran GAK terjadi ketika ketinggian puncaknya melebihi 300 mdpl," kata dia.

Gunung Tonga adalah salah satu gunung api bawah laut yang cukup aktif, yang berada di lepas pantai Pasifik Selatan pulau Tonga dan meletus pada 15 Januari lalu, setelah ledakan erupsi gunung ini menghancurkan kawah permukaan laut dan menenggelamkan massanya.

Mengenai aktivitas terkini GAK, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani mengatakan sempat mengalami erupsi 2 kali berturut-turut pada Senin 7 Februari yang lalu.

"Mulanya asap kawah mulai terlihat sebelum 3 Februari namun asap kawah tersebut sifatnya tidak menerus," bebernya

Ia juga meminta masyarakat untuk tidak termakan berita bohong yang beredar dan tidak diketahui sumbernya.

Untuk memantau aktivitas GAK, Budi Lelono mengatakan pihaknya telah mengirimkan tim tanggap darurat untuk mengevaluasi data secara komprehensif serta terus berkoordinasi dengan BMKG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.