JAKARTA - Pengamat menilai, strategi jemput bola oleh bank digital dengan menempatkan agennya di pusat perbelanjaan dipandang bukanlah langkah yang tepat.
Ekonom sekaligus Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira mengatakan, langkah ini masih kurang tepat karena akan mengeluarkan biaya marketing yang besar jika masih dilakukan secara manual. Ia menilai, sebaiknya bank digital menggunakan media sosial atau promo dengan integrasi ke aplikasi lain.
"Tahun 2022 ini adalah tahun integrasi ekosistem digital dengan superapps sangat besar," ujar Bhima kepada VOI, Senin, 31 Januari.
Menurutnya, peluang untuk berkolaborasi dengan pihak lain masih sangat terbuka lebar ke depannya apalagi jika bank digital masih menysar milenial sebagai target pasar.
"Dengan kolaborasi, nasabah dapat melakukan transaksi lintas platform sesuai dengan kebutuhan tanpa perlu mengunduh terlalu banyak aplikasi,"imbuhnya.
BACA JUGA:
Selain itu, bank digital juga dapat berkolaborasi dengan UMKM misalnya dengan menyalurkan pinjaman jangka pendek ke merchant e-commerce.
Bagi pelaku UMKM sendiri, lanjut Bhima, adanya bank digital dapat membantu mereka melakukan pengendalian keuangan.
"Bayangkan dalam berbagai survey sebanyak 80 persen persen UMKM membutuhkan pembiayaan untuk memulai kembali bisnisnya disaat pandemi. Jadi peluang untuk penyaluran pinjaman bank digital sangat terbuka lebar," kata dia.