JAKARTA - Zainudin Amali, merupakan menteri Pemuda dan Olahraga Kabinet Indonesia Maju. Dengan latar belakang sebagai politisi senior dan pengusaha kawakan, ia dipercaya memimpin para generasi muda untuk mengembangkan minat dan bakatnya khususnya di bidang olahraga. Siapa sebenarnya sosok Zainudin Amali?
Politisi dari Partai Golongan Karya (Golkar) ini lahir di Gorontalo, salah satu kota tua di bagian utara Pulau Sulawesi pada 16 Maret 59 tahun lalu atau pada 1962. Ia merupakan anak tunggal dari pasangan Mohammad Amali dan Maryam Hala.
Udin, sapaan akrabnya, menghabiskan masa kecilnya di Desa Buhu, Kecamatan Talaga Jaya, Kabupaten Gorontalo. Desa itu berlokasi di tepi Danau Limboto. Ayahnya adalah pemuka agama di sana.
Seperti dikutip laman Kompaspedia, Udin menamatkan sekolah dasarnya di SDN Buhu yang kini berganti nama menjadi SD Negeri 4 Talaga Jaya, pada 1975. Ia lalu pindah ke Manado, Sulawesi Utara untuk meneruskan pendidikan SMP dan SMA-nya.
Setelah lulus dari SMAN 4 Manado pada 1982, Udin merantau ke Jakarta untuk menimpa ilmu ekonomi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Swadaya. Saat menjadi mahasiswa, Zainudin sudah aktif berorganisasi. Ia pernah menjadi Ketua Bakornas Lembaga Pers Mahasiswa Islam (1986-1987), Ketua Senat Mahasiswa STIE Swadaya (1988-1990), dan Ketua Umum DPP Gema Kosgoro.
Gelar sarjana ekonomi pun berhasil ia raih pada 1992 di usianya yang ke 30 tahun. Setelah lulus, ia memilih karir sebagai pengusaha sementara kegemarannya berorganisasi tetap aktif di sejumlah organisasi.
Karier pengusaha dan politik
Selama berkarier sebagai taipan, Zainudin pernah menjabat posisi inti di beberapa perusahaan. Antara lain Direktur PT Putra Mas, Komisaris PT Wirabuana Dwi Jaya Persada, Komisaris PT Gitrana Sendiko, Direktur PT Surya Terang Agung, dan Direktur PT Makmur Triagung.
Selain pengusaha, kita mengenal Zainudin sebagai politisi kawakan dari partai beringin. Dan karier politiknya mulai menanjak saat dia menjadi anggota DPR selama empat periode berturut dengan daerah pemilihan (dapil) berbeda-beda.
Zainudin mulai mengemban tugas sebagai wakil rakyat pada 2004 sampai 2009 dari dapil Provinsi Gorontalo. Kemudian pindah ke Dapil Jawa Timur untuk tiga periode yakni 2009 sampai 2024.
Pada Pemilu 2019, ia meraih 121,351 suara di Madura dan terpilih sebagai anggota DPR untuk keempat kalinya. Namun ia hanya mengemban tugas kurang dari satu bulan sampai kemudian dilantik sebagai Menpora Kabinet Indonesia Maju.
Sementara itu di partainya tempat ia bernanung, Golkar kariernya juga mocer. Pada 2013, Zainudin diamanahi Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie untuk memimpin Golkar Jawa Timur sebagai Ketua DPD.
Dinamika politik pun terjadi saat Zainudin bersama dengan 10 anggota DPR dari Golkar mendukung pilkada langsung oleh rakyat. Mereka dianggap bersebrangan dengan pengurus pusat. Sehingga mengakibatkan Zainudin dipecat dari jabatannya sebagai Ketua DPD Jatim pada Oktober 2014.
Menjelang munas Golkar pada 2014, Zainudin menyebrang ke kubu Agung Laksono dengan mendukung Munas Golkar di Ancol ketimbang Munas Bali yang digelar kubu Aburizal Bakrie. Dalam munas Ancol, Zainudin Amali terpilih sebagai Sekjen Golkar. Setelah kedua kubu rujuk tahun 2015, Zainudin menjadi salah satu Ketua DPP partai tersebut.
Sebelum menjadi fungsionaris Golkar, Zainudin juga aktif di sejumlah organisasi. Misalnya Wakil Sekjen PPK Kosgoro 1957 (2000-2013), Wakil Sekretaris Jenderal PP Angkatan Muda Partai Golkar (2002-2004), Ketua DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (2003-2008), dan Ketua PP AMPG (2004-2009). Dirinya juga mengemban jabatan Wasekjen DPP REI pada 1998-2001.
Sorotan prestasi
Karir Zainudin yang mentereng juga ditopang oleh prestasi yang diraih. Misalnya saja ketika ia memimpin Gorontalo dengan baik sampai mendapat beberapa penghargaan. Untuk itu pada 2007 ia dianugerahi Penghargaan Konservasi Danau Limboto (Limboto Lake Conservation Award) untuk Kategori Prakarsa Konservasi.
Salah satu hal yang membuat nama Zainudin mencuat adalah ketika ia menyuarakan moratorium atau penghentian sementara ekspor gas pada bulan Juli 2012 yang disampaikan kepada pemerintah. Sebagai wakil ketua Komisi VII DPR, ia merasa desakan kepada pemerintah sangat diperlukan.
Menurut Zainudin, gas termasuk komoditas strategis sehingga pemerintah seharusnya menyusun kebijakan sendiri. Antara lain untuk mengatur penggunaan, distribusi dan pengolahan gas bumi secara jelas dan tegas demi memikirkan kepentingan nasional.
Selain masalah gas, Zainudidn Amali juga mengkritisi sistem industri dan pembangkit listrik yang dianggap masih mengalami kekurangan gas. Pemanfaatan gas di dalam negeri juga dapat meningkatkan daya saing industri dan mendukung program konversi BBM ke BBG untuk kendaraan. Kepeduliannya terhadap pemanfaatan energi begitu tinggi sehingga Zainuddin Amali layak dijuluki sebagai pelopor kemandirian energi nasional.
Zainudin juga berupaya keras dalam mendorong jalannya regulasi untuk memayungi kegiatan di sektor energi dan sumber daya mineral, leingkungan hidup, dan ristek. Sebagai wakil rakyat, ia diakui telah mengemban tugas yang dibebankan padanya secara akurat.
Profil Zainudin Amali
Nama Lengkap
Zainudin Amali
Nama Panggilan
Zainudin/Udin
Tempat dan Tanggal Lahir
Gorontalo, 16 Maret 1962
Profesi
Menteri/Politisi/Pengusaha
Agama
Islam
Pasangan
Nadiah
Anak
Safira
Kekayaan
Sekitar Rp17,9 miliar
Pendidikan
Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jakarta
Universitas Prof. Dr. Moestopo Jakarta
STIE Swadaya Jakarta (1992)
SMAN IV Manado (1982)
SMPN I Manado (1979)
SDN Buhu, Gorontalo (1975)
Karier
Menteri Pemuda dan Olahraga pada Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024
DPR RI periode 2019-2024 dari daerah pemilihan Jawa Timur
DPR RI periode 2014-2019 dari daerah pemilihan Jawa Timur
DPR RI periode 2009-2014 dari daerah pemilihan Jawa Timur
DPR RI periode 2004-2009 dari daerah pemilihan Gorontalo
Direktur PT. Putra Mas 2000-2002
Komisaris PT. Wirabuana Dwi Jaya Persada
Komisaris PT. Gitrana Sendiko 1996-1997
Direktur PT. Surya Terang Agung 1996-1998
Direktur PT. Makmur Triagung 1996-2000
PT. Supra Dinakarya 1993 - 1996
Organisasi
Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar (2015–2016)
Ketua DPP Partai Golkar (2014–2019)
Ketua DPD Partai Golkar Wilayah Jawa Timur (2013–2014)
Ketua AMPI (2003–2008)
Wakil Sekretaris Jenderal PP AMPG (2002–2008)
Wakil Sekretaris Jenderal REI (1998–2001)
Ketua Umum Gema Kosgoro (1994–1998)
Ketua Umum Senat Mahasiwa STIE Swadaya (1988–1990)
Ketua Bakornas Lembaga Mahasiswa Islam (1986–1987)