KAPUAS HULU - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat melepas 30 ekor induk ikan arwana jenis super red di Danau Sentarum, kawasan Taman Nasional wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
"Danau Sentarum salah satu habitat asli ikan arwana di Indonesia, meski ikan tersebut sudah banyak dibudidayakan, tetapi perlu dijaga dan didorong upaya pengembalian ke alamnya," kata Kepala BKSDA Kalimantan Barat Sadtata Noor Adirahmanta dikutip Antara, Selasa, 26 Oktoebr
Pelepasan ikan arwana ke habitat aslinya itu sudah sering dilakukan sebagai upaya pelestarian di alam.
Adirahmanta mengakui sampai saat ini belum ada data pasti populasi ikan arwana di alam. Tetapi penangkaran dan peredaran ikan arwana sudah tersedia.
"Pelepasan ikan arwana itu bekerja sama dengan Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum serta PT Mitra Sarana Aquatama," kata Adirahmanta.
Di Kalbar, penangkaran ikan Arawana sudah ada sejak 1980 dan sampai saat ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui BKSDA Kalimantan Barat sudah membina 47 penangkar, terdiri dari delapan izin edar luar negeri dan 39 izin edar dalam negeri.
"Penangkaran ikan arwana berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan dampak ekologi dari peningkatan populasi ikan arwana juga sangat berpengaruh terhadap kelestariannya," kata Adirahmanta.
BACA JUGA:
Sementara itu, Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum Kapuas Hulu Wahju Rudianto mengatakan pihaknya telah membangun suaka ikan arwana jenis super red berbasis masyarakat di Danau Merebung kawasan Taman Nasional Danau Sentarum.
"Tujuan kita untuk pelestarian ikan arwana ke habitat aslinya, dengan harapan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan anaknya," kata Rudianto.
Dia mengajak masyarakat untuk mengatur pola pemanfaatan ikan arwana agar kelestariannya tetap terjaga, sehingga satwa endemik kebanggaan masyarakat Kalimantan Barat itu tetap terjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.