JAKARTA - Presiden Iran Hassan Rouhani, mendesak warganya agar memperhatikan protokol kesehatan dan menjaga jarak sosial menjelang perayaan keagamaan. Desakan tersebut digaungkan setelah sebelumnya pejabat kesehatan Iran mengumumkan telah terjadi lonjakan kasus COVID-19 di kota suci Mashhad.
Antara, Minggu 26 Juli melaporkan, umat Islam di seluruh dunia akan menjalani Idul Adha, yang dimulai akhir Juli. Tahun ini, Arab Saudi membatasi jumlah jamaah haji domestik guna mencegah penyebaran virus corona.
Mayoritas warga Iran merupakan Muslim Syiah, yang juga merayakan upacara Ashura pada September.
"Mari jalankan perayaan mulia di masjid dan pusat-pusat keagamaan dengan mengikuti protokol kesehatan dan menjaga jarak fisik," kata Rouhani melalui pidato.
"Mari jadikan (penggunaan) masker tahun ini sebagai bagian dari peringatan Muharram," kata Ruhani, merujuk pada Ashura, hari kesepuluh bulan Muharram, yang menurut tradisi Islam Imam Hussein terbunuh dalam bulan itu dalam pertempuran pada 680.
Salah satu ritual Idul Adha adalah penyembelihan domba dan membagikannya kepada fakir miskin. Pejabat kesehatan Iran meminta agar daging kurban dikemas sebelum dibagikan kepada masyarakat.
BACA JUGA:
Wakil Menteri Kesehatan Iraj Harirchi mendesak masyarakat untuk tidak mengunjungi kota suci Mashhad, yang katanya mengalami lonjakan 300 persen kasus COVID-19 selama sebulan.
Hingga Sabtu, total kasus COVID-19 di Iran mencapai 288.839 dengan 15.485 kematian, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Sida Sadat Lari.
Iran secara bertahap melonggarkan pembatasan COVID-19 sejak pertengahan April, namun pembatasan tersebut kembali diterapkan di sebagian besar daerah setelah terjadi lonjakan kasus.
Pada Sabtu, pejabat di Ibu Kota Teheran memperpanjang penguncian hingga sepekan ke depan.