JAKARTA - Aktivis lingkungan hidup asal Swedia, Greta Thunberg kembali mendesak para pemimpin Eropa untuk segera mengambil tindakan darurat dalam menyelamatkan planet bumi dari perubahan iklim. Hal itu disuarakannya mengingat banyak orang-orang yang berkuasa telah menyerah untuk menghadirkan masa depan yang lebih baik kepada generasi mendatang.
Atas dasar itu, remaja 17 tahun kembali bersuara di televisi yang dikelola Reuters pada Kamis, 16 Juli. Thunberg mengingikan mereka yang sejatinya berkuasa dapat melakukan sesuatu yang bermakna untuk bumi. Salah satunya, agar empu kebijakan di Eropa dapat mengubah seluruh sistem ekonomi.
"Kita perlu melihatnya sebagai, di atas segalanya, krisis eksistensial. Dan selama itu tidak diperlakukan sebagai krisis, kita dapat melakukan banyak negosiasi dan pembicaraan perubahan iklim, konferensi sebanyak mungkin. Itu tidak akan mengubah masalahnya, "kata Thunberg, berbicara melalui video dari rumahnya di Stockholm, Swedia.
It’s time to #FaceTheClimateEmergency
This is our open letter and demands to global leaders, signed by thousands of activists, scientists, representatives of civil society influencers.
We’ll keep collecting signatures and urge everyone to sign & share
->https://t.co/jq0Pwp5KZc pic.twitter.com/fNVhoTXUOj
— Greta Thunberg (@GretaThunberg) July 16, 2020
"Di atas segalanya, kami menuntut bahwa kami perlu memperlakukan krisis ini sebagai krisis, karena jika kami tidak melakukan itu, maka kami tidak akan dapat melakukan apa pun," tambahnya dikutip Channel News Asia.
Sebelumnya, Thunberg telah bergabung dengan beberapa ribu orang lainnya, termasuk ilmuwan iklim, ekonom, aktor, dan aktivis dalam menandatangani surat terbuka climateemergencyeu.org. Surat terbuka tersebut akan mendesak para pemimpin Eropa supaya mulai memperlakukan perubahan iklim dengan aksi yang tanggap.
Surat pun telah dikirimnya Kamis kemarin, tepat sehari sebelum KTT Dewan Eropa yang menghadirkan 27 negara anggota Uni Eropa. Sekalipun, agenda yang akan dibahas dalam KTT hanya untuk mempercepat kesepakatan pada paket pemulihan guna menanggapi guncangan ekonomi imbas mewabahnya COVID-19.
Dalam surat itu pun tertuang terkait penghentian segera semua investasi dalam eksplorasi dan ekstraksi bahan bakar fosil. "Kami memahami dan mengetahui dengan baik bahwa dunia ini rumit dan bahwa apa yang kami minta mungkin tidak mudah. Perubahan yang diperlukan untuk melindungi umat manusia mungkin tampak sangat tidak realistis," kata surat itu.
"Tetapi jauh lebih tidak realistis untuk percaya bahwa masyarakat kita akan dapat selamat dari pemanasan global yang sedang kita tuju, serta konsekuensi ekologis bencana lainnya dari bisnis saat ini seperti biasa," tutup surat tersebut.