Wamenlu: GTF Leaders Summit Asia Penting Bagi Inovasi Pariwisata Era <i>New Normal</i>
Wamenlu Mahendra Siregar/DOK ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negri Mahendra Siregar menutup perhelatan akbar Global Tourism Forum (GTF) Leaders Summit Asia. Perhelatan ini menjadi sinyal kuat bagi kebangkitan pariwisata bukan hanya untuk Indonesia tetapi juga dunia.

"Event hybrid ini sedemikian penting dan strategis dan jadi inovasi untuk menyelenggarakan MICE di era new normal dan jadi sinyal kuat bagi Indonesia untuk membuka kembali bisnis pariwisata," ujar Mahendra Siregar dalam keterangan tertulis, Jumat, 17 September.

“Inilah momentum untuk meninjau kembali agar kita dapat membangun kembali, tumbuh, dan sejahtera di era normal baru,” sambungnya.

Menurut dia, rencana World Tourism Forum Institute ( WTFI) untuk kembali mengadakan event tahunan di Indonesia pada 2022 menyambut kepemimpinan RI di event G-20 juga perlu disambut dengan positif sebagai upaya dan komitmen besar dari organisasi ini.

"Kita menunggu detail lebih lanjut pelaksanaannya bagaimana dan untuk reopening kita mengikuti perkembangan terakhir. Kita belajar makin baik dan selalu menyiapkan diri,"  kata Mahendra Siregar.

Wamenlu menegaskan pihaknya aktif melakukan kerja sama dan membuka travel corridor dan travel bubble.

"Di ASEAN dan kawasan kita aktif mendorong pelaksanaan travel corridor dan travel bubble jadi kita menyiapkan diri untuk perkembangan terakhir re-opening pariwisata internasional," katanya.

Bulut Bagci, President WTF juga menyatakan terima kasih atas penyelenggaraan GTF yang sukses dan melebihi ekspektasinya dengan komitmen tinggi dari pemerintah Indonesia.

Di sesi khusus para Menteri ASEAN yang dipimpin oleh Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno, mereka berbagi pengalaman dalam pembukaan kembali dan sepakat untuk segera membuka border.

"Saya senang karena  penting bagi setiap pemerintahan untuk mendukung pariwisatanya. Indonesia serius dalam mendukung industri pariwisatanya dan begitu tiba di Indonesia saya merasa seperti di rumah sendiri," kata Bulut 

Bulut juga terkesan karena Indonesia memiliki banyak sekolah pariwisata dan penerbangan untuk generasi muda, mereka membutuhkan dukungan dan pendampingan, terutama dalam transformasi digital ke depannya.

"Sebagai penutup, saya ingin mengingatkan kita untuk selalu menghargai budaya dan dinamika lokal, yang terinspirasi dari motto kami: feel global, be local,”  tuturnya.