Agung Mozin Jelaskan Penyebab Keluar dari Partai Ummat, Minim Musyawarah?
Jajaran pengurus Partai Ummat (Tangkap layar Youtube Amien Rais)

Bagikan:

JAKARTA - Agung Mozin secara resmi menyatakan mundur dari Partai Ummat lewat surat yang beredar, Kamis, 26 Agustus. Bukan hanya sebagai Wakil Ketua Umum, Agung sekaligus berhenti dari anggota kepartaian.

Alasan yang tertulis dalam surat pernyataan, yakni dinamika internal partai, sekat-sekat informasi dan komunikasi elitis yang tidak mengedepankan akhlakul karimah.

"Kemarin saya sudah kirim surat pengunduran diri saya ke pak Amien Rais selaku Dewan Majelis Syuro. Alasan saya di situ," ujar Agung kepada VOI, Jumat, 27 Agustus.

Lebih lanjut, Agung membeberkan, bahwa alasan tersebut bermuara pada masalah musyawarah di internal partai. Menurutnya, sekat-sekat yang dimaksud karena adanya ketidakikutsertaan sebagian pihak dalam pengambilan keputusan partai. Termasuk dirinya sebagai wakil ketua umum.

"Partai kita ini kan partai islam, tentu nilai-nilai yang ada di islam itu dikenal dengan musyawarah. Kalau kita bermusyawarah apalagi dalam sebuah partai, itu yang harus menjadi pegangan kita di setiap pengambilan keputusan. Kalau bermusyawarah tidak dilakukan, apalagi sebagai wakil ketua umum atau pimpinan tertinggi dari partai ini tidak dilibatkan dalam bermusyawarah dan terjadi sekat sekat dalam alasan efisiensi dan efektifitas, ini bukan perusahaan, ini partai. Artinya keterlibatan orang dalam partai itu komunikasi sangat penting," bebernya.

Agung menegaskan, bahwa mengelola partai bukanlah persoalan mengelola keterampilan, tetapi mengelola perasaan orang yang berbeda-beda yang datang secara sukarela dalam sebuah partai.

"Jadi kalau mengelola partai memang punya seni, tidak sama dengan kita mengelola sebuah perusahaan atau yayasan yang kemudian orang itu datang kita gaji dan pulang, bukan gitu. Orang datang saja memberikan pandangannya, walaupun pandangannya tidak cocok dengan kita ya kita dengarkan, itu partai politik," tegas mantan politikus PAN itu.

"Kalau disekat, ini boleh, ini tidak boleh, ini hanya khusus ini, ini bukan partai politik namanya, alasan efisiensi enggak bisa," sambung Agung. 

Agung juga menekankan, bahwa ruh partai politik ada di dalam rapat atau musyawarah. "Kalau rapat dibatasi, ruhnya juga akan jelas," katanya.

Agung pun menyarankan pada pimpinan maupun pengurus Partai Ummat untuk membenahi pola komunikasi. 

"Kalau partai ini ingin diselamatkan harus memperbaiki komunukasi internal di dalam partai. Itu penting sekali, dan di dalam islam itu fungsi musyawarah dalam mengambil keputusan," tandasnya.