Wamen BUMN: Industri Baja Perlu Diberikan Insentif untuk Bisa Bertahan
Ilustrasi pabrik baja (Foto: by Malte Wingen on Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 1, Budi Gunadi Sadikin menilai, perlu adanya pemberian insentif terhadap industri baja di masa pandemi COVID-19. Hal ini untuk menghindar merosotnya kinerja industri baja.

"Hampir semua industri baja di seluruh negeri diberikan insentif. Jadi, menurut saya kalau kita tidak memberikan insentif, kita babak belur sendiri," kata Budi dalam diskusi virtual, Rabu, 24 Juni.

Apalagi, kata Budi, pasca pandemi rantai nilai global atau global value chain dinamikanya akan berubah signifikan. Terutama produk terdampak kepada masyarakat banyak dan ekonomi.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, banyak negara-negara yang menggantungkan impor baja dari China karena harganya paling murah dari negara lain. Namun, saat pandemi COVID-19 dan lockdown diberlakukan, China tidak bisa memenuhi kebutuhan baja negara lain.

"Itu lah risiko pandemi yang selama ini tidak dihitung sebagai kerugian. Mungkin sekarang banyak diperhitungkan oleh banyak negara akibatnya mereka mengeluarkan beberapa insentif untuk bisa mengurangi risiko pandemi seperti sekarang. Kita harusnya melakukan hal itu," tuturnya.

Jokowi titipkan Krakatau Steel

Di samping itu, Budi mengapresiasi capaian yang ditorehkan oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dalam meningkatkan kinerjanya. Hal ini terbukti dari laba yang diperoleh pada kuartal I tahun ini.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, perusahaan baja ini merupakan salah satu tugas yang dititipkan langsung oleh Presiden Joko Widodo untuk dipantau kinerjanya agar dapat membaik.

"Memang saya kagum sekali. Krakatau Steel merupakan salah satu tugas khusus yang diberikan bapak presiden ke saya pada saat diangkat (wakil menteri, red) untuk bisa membaik kondisinya dan sudah lama sekali memang bermasalah terus," tuturnya.

Menurut Budi, Krakatau Steel sudah menunjukan perubahan sejak Silmy Karim diangkat menjadi Direktur Utama perusahaan pelat merah ini. Ia menilai, rencana Silmy untuk memperbaiki di bidang keuangan, bisnis dan organisasi terbukti berdampak baik bagi perusahaan.

"Hampir setiap minggu berdiskusi untuk memastikan bahwa program transformasi bisa terjadi dengan direksi dan komisaris Krakatau Steel. Saya pantau updatenya di awal tahun ini Krakatau Steel sudah bisa menunjukkan perbaikan signifikan," jelasnya.

Di samping itu, Budi berharap, Krakatau Steel ke depannya dapat mempertahankan kinerja positif yang ditorehkan. Sebab, menjaga lebih sulit dibanding mengejar catatan positif.

"Yang memperbaiki itu satu hal tapi menjaga kebaikan ke depannya itu satu hal yang lebih susah. Saya melihat semuanya Krakatau Steel bisa melewati pandemi ini dengan selamat, walaupun sedikit Insya Allah selamat," tuturnya.