Krakatau Steel Sulit Pertahankan Laba di Kuartal II
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Silmy Karim (Foto: Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menyatakan, kuartal II 2020 perusahaan tidak bisa meraih laba seperti pada kuartal I yang untung Rp1,1 triliun. Hal itu karena dampak dari pandemi COVID-19. Perusahaan dengan kode emiten KRAS ini sebelumnya sudah merugi selama delapan tahun.

"Kalau kuartal II terus terang memang agak berat untuk kami bisa mempertahankan keuntungan karena dropnya terlalu jauh dan ini fakta hampir di semua bisnis, tetapi kami berharap ini tidak berlarut-larut," Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Silmy Karim dalam diskusi virtual, Rabu, 24 Juni.

Silmy berharap, pada kuartal III dan IV keadaan mulai membaik. Sehingga program-program yang telah direncanakan oleh direksi bisa menghasilkan manfaat dan perusahaan dapat kembali menghasilkan laba.

"Secara cepat dan keuntungan itu bukan suatu hal yang mustahil untuk Krakatau Steel," tuturnya.

Silmy menjelaskan, ke depan perusahaan akan melakukan efisiensi. Salah satu caranya dengan menekan 25 persen inisiatif untuk menurunkan biaya.

"Dari situ aja kami bisa melakukan penghematan, hemat itu kan pilihannya kami mereduksi harga jual supaya lebih kompetitif atau kami gunakan untuk memperbaiki atau memperkuat yang kami miliki sekarang margin daripada Krakatau Steel," ucapnya.

Perbaiki SDM dan sistem

Silmy mengatakan, untuk mengubah keadaan dari merugi hingga mencetak laba, ada dua hal yang harus dipenuhi oleh perusahaan, yaitu dalam konteks sumber daya manusia (SDM) dan budaya atau sistem kerja.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, saat ini digitalisasi telah diterapkan di Krakatau Steel, di mana direksi dapat memantau perkembangan perusahaan dengan teknologi, baik dari sisi produksi, biaya dan lain sebagainya secara real time.

"Kami ada War Room dan bisa diakses dalam device atau handphone daripada manajemen Krakatau Steel untuk melihat perkembangan. Kami ingin tahu misalnya utang dari salah satu pelanggan kita, kita bisa tahu bagaimana KPI salah satu anak buah kita," jelasnya.

Menurut Silmy, dengan digitalisasi manajemen dapat langsung mengetahui shipment hari ini dan tidak perlu menunggu sampai satu pekan bahkan satu bulan.

Lebih lanjut, Silmy mengatakan, dengan adanya sistem ini, pengambilan keputusan dan mengantisipasi suatu masalah di Krakatau Steel menjadi lebih cepat. Perubahan sistem ini juga mempengaruhi seluruh organisasi yang ada di perusahaan.

"Ini transparan, karena salah satu kunci organisasi modern itu transparansi. Dalam konteks good corporate goverment kita tegakkan, bahkan kita pertama yang menerapkan ISO 37001, jadi disitu kita dorong terus," tuturnya.

Di organisasi perusahaan, Silmy menyebutkan, Krakatau Steel memiliki 60 anak perusahaan, di mana saat ini pihaknya tengah dalam taraf untuk mengevaluasi anak usaha. Sementara itu, lima anak perusahaan saat ini sedang dalam proses likuidasi, karena perusahaan harus menutup potensi keborosan.

"Misalnya investasi di masa lalu yang tidak menghasilkan manfaat untuk saat ini bahkan memberatkan, ini harus diputus. Memang ada konsekuensi, ini kan butuh keberanian, butuh support daripada kementerian, penegak hukum, dan sebagainya agar sesuai aturan main," jelasnya.