KASAD Andika Terima Laporan Kecelakaan Helikopter MI-17, Satu Orang Alami Luka Bakar 60 Persen
Helikopter TNI Jatuh di Kendal (dok. Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menerima laporan anggotanya yang menjadi korban jatuhnya helikopter MI-17 di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Dalam laporan tersebut, salah seorang anggotanya mengalami luka bakar cukup parah.

Dari laporan perwakilan RSPAD Gatot Subroto yang memantau keadaan para korban di RSUP dr. Kariadi dan RS Bhakti Wira Tamtama, dr. Budiman mengatakan, Praka Supriyono mengalami luka bakar 60 persen hampir di sekujur tubuhnya.

Luka bakar tersebut, kata Budiman, dapat menyebabkan kerusakan jaringan kulit dan menimbulkan kemungkinan disfungsi hati, ginjal, dan organ lainnya.

"Dengan luka bakar 60 persen sangat berat, semoga dengan penanganan yang cermat kita berhasil menolong pasien ini melewati masa kritisnya," ungkap Budiman seperti dikutip dari situs TNI Angkatan Darat, Rabu, 10 Juni.

Lettu Cpn Vira Yudha, sambung dia, mengalami luka bakar sekitar 23 persen pada permukaan kulitnya. Selain itu, Vira juga mengalami cedera kepala cenderung berat. Namun, saat ini dia masih dalam kondisi sadar dan dapat berkomunikasi.

Selain itu, kondisi ginjal Vira juga mengalami penurunan sehingga akan dilakukan evaluasi dengan proses cuci darah dan CT scan.

“Pasien ini masih dalam kondisi kritis sampai kami temukan penyebab dari penurunan fungsi ginjalnya,” jelasnya.

Selanjutnya, kedua pasien ini direncanakan akan dievakuasi dengan helikopter jika kondisi mereka membaik dalam lima hari ke depan. Helikopter yang digunakan itu, nantinya akan dilengkapi dengan ventilator untuk membantu perawatan kedua pasien tersebut.

Selain laporan dari perwakilan RSPAD Gatot Subroto, KASAD Andika juga mendapat laporan dari Komandan Puspenerbad, Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso. Salah seorang prajurit yang selamat dari kecelakaan tersebut, Praka Andi saat ini dalam kondisi baik.

"Praka Andi sempat mengevakuasi tiga orang saat kecelakaan terjadi. Kondisinya saat ini sudah membaik. Setelah dilakukan rontgen, tidak terjadi sesuatu di kakinya. Ia juga menceritakan apa yang terjadi kepada saya," ungkap Teguh.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Andi, Teguh membantah adanya prajurit TNI yang lompat dari helikopter seperti yang diberitakan sebelumnya. Kata dia, Praka Andi saat itu dapat menolong temannya dengan meraba dalam kegelapan setelah helikopter jatuh. Setelah itu, Praka Andi mengevakuasi teman-temannya.

Menanggapi laporan tersebut, Andika kemudian memerintahkan agar seluruh perkembangan lanjutan dari kecelakaan tersebut terus disampaikan. Termasuk, kemungkinan mengevakuasi dua korban dengan helikopter.

"Laporkan perkembangan termasuk kemungkinan evakuasi dengan helikopter. Komandan Puspenerbad juga ada dalam teleconference sehingga dapat menyiapkan apa yang diperlukan. Meskipun keduanya masih kritis, tapi kita terus berharap dan berusaha yang terbaik sekuat tenaga,” ujarnya.

Sebelumnya, sebuah helikopter milik TNI AD jatuh di kawasan industri di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Diketahui helikopter dengan nomor registrasi HA 5141 itu sempat oleng, sebelum jatuh.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Nefra Firdaus, helikopter bertipe MI-17 V5 itu membawa delapan orang termasuk pilot yang melakukan misi terbang latih. Namun saat berada di atas perairan Kendal, helikopter terlihat kehilangan kendali hingga akhirnya jatuh dan terbakar di area tanah lapang Kawasan Industri Kendal.

"Setelah jatuh, helikopter MI-17 ini terbakar dan menyebabkan empat orang crew meninggal dunia, sementara lima orang lainnya luka-luka," tuturnya, melalui keterangan resmi yang diterima VOI, di Jakarta, Sabtu, 6 Juni.

Kejadian jatuhnya, helikopter latih milik TNI AD itu terjadi sekikar, pukul 12.35 WIB. Saat itu pilot dan penumpang di dalamnya sedang melaksanakan misi latihan terbang di Pusat Pendidikan Penerbang AD, Semarang, Jawa Tengah sebagai bagian dari program Pendidikan Calon Perwira Penerbang 1.

Nefra menegaskan, helikopter dinyatakan dalam kondisi baik sebelum terbang, karena saat dilaksanakan Pre-flight Check tidak ditemukan hal-hal menonjol. Selain itu, misi latihan terbang endurance pertama, sebelum misi ke-2 juga berjalan dengan aman.

"Masih proses investigasi," jelas Nefra terkait penyebab jatuhnya Helikopter milik TNI AD tersebut.