Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi pelajar SMP dan SMA yang digelar Badan Intelijen Negara (BIN). Jokowi meninjau secara virtual lewat sambungan video conference.

Hari ini, BIN menggelar vaksinasi kepada 49 ribu pelajar. Rinciannya, ada 15 ribu pelajar SMP dan 15 ribu pelahar SMA. Selain itu, ada 19 ribu anak yang akan mendapat layanan vaksinasi door to door.

Dalam sambutan yang ia sampaikan dari Istana Negara, Jokowi mengapresiasi para pelajar yang bersedia divaksinasi COVID-19.

"Saya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi yang setinggi-tingginya atas pelaksanaan vaksinasi pada pagi hari ini untuk anak-anakku semuanya, baik yang di SMP maupun SMA," kata Jokowi dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Rabu, 14 Juli.

Jokowi sempat berdialog dengan dua siswa dan menanyakan keadaan mereka usai divaksinasi. Jokowi bilang, siswa tersebut tak merasakan sakit setelah divaksin.

"Jadi, anak-anak yang belum divaksin, yang belum disuntik enggak usah takut. Enggak sakit kok," ucapnya.

Karenanya, Jokowi meminta jajarannya untuk memastikan kembali semua guru dan tenaga kependidikan lainnya sudah mendapat suntikan vaksinasi agar terciptanya kekebalan komunal atau herd immunity di lingkungan sekolah.

"Saya ingin menyampaikan agar setelah anak-anak semuanya divaksinasi, juga tolong dicek agar guru petugas-petugas sekolah jangan sampai ada yang terlewat vaksinasinya. Kita ingin mendorong agar vaksinasi ini semuanya bisa dipercepat sehingga bisa tercapai kekebalan komunal dan kita bisa terhindar dari COVID-19," jelasnya.

Melanjutkan, Kepala BIN Budi Gunawan melaporkan kepada Jokowi vaksinasi bagi pelajar dan dari rumah ke rumah yang digelar BIN ini dilaksanakan di 14 provinsi daerah episentrum.

“Ada 15 kabupaten/kota dan 32 titik, yaitu di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua,” ujar Budi di SMPN 103 Cijantung.

Budi mengungkapkan, pihaknya telah mempelajari gelaran vaksinasi door-to-door yang dilakukan di sejumlah negara untuk meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat. Kegiatan tersebut juga dilakukan dengan memedomani standar protokol kesehatan.

“Metode vaksinasi door-to-door yang kami gunakan mengadopsi vaksinasi door-to-door yang digunakan oleh beberapa negara yang telah mampu meningkatkan partisipasi, menjangkau keluarga yang belum mempunyai akses dan yang takut keluar rumah untuk menghindari tertularnya dari COVID-19,” ujarnya.