MAGELANG - Sejumlah petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) membuka penutup stupa Candi Borobudur yang sebelumnya difungsikan untuk mengantisipasi hujan abu vulkanik dampak erupsi Gunung Merapi.
Koordinator Aspek Pemanfaatan Balai Konservasi Borobudur Yudi Suhartono mengatakan penutup stupa dibuka setelah tujuh bulan. Stupa ditutup terpal mulai November 2020.
Pembukaan penutup stupa tersebut berdasarkan berbagai pertimbangan, antara lain kondisi Gunung Merapi berdasarkan surat permohonan informasi dari BPPTKG Yogyakarta yang menyatakan bahwa kondisi Gunung Merapi saat sejak 5 November 2020 berstatus Siaga (level III), hujan abu yang terjadi dominan di sektor timur Gunung Merapi maksimal sejauh delapan kilometer dari puncak gunung.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas mengancam sektor selatan-barat daya Gunung Merapi sejauh maksimal lima kilometer dan sektor tenggara sejauh tiga kilometer dan diperkirakan proses erupsi efusif Gunung Merapi masih akan terjadi beberapa bulan ke depan.
"Berdasarkan informasi tersebut untuk sementara ini kondisi Candi Borobudur aman dari erupsi Gunung Merapi," katanya dikutip Antara, Rabu, 9 Juni.
BACA JUGA:
Menurut dia, kondisi bangunan Candi Borobudur yang ditutup dengan terpal pada jangka waktu lama juga perlu dibuka untuk selanjutnya dilakukan langkah-langkah konservasi agar batuan penyusun Borobudur tetap terawat.
Selain itu, katanya masukan dan saran dari berbagai pihak terkait dengan pembukaan penutup stupa Borobudur dengan harapan wisatawan dan masyarakat dapat melihat Candi Borobudur secara alami dari jauh tanpa penutup.
"Hal itu menjadi pertimbangan untuk membuka penutup Candi Borobudur," katanya.