Dikecam Publik, KPI Sebut Indosiar Bakal Ganti Pemain Sinetron Suara Hati Istri
ILUSTRASI/UNSPLASH

Bagikan:

JAKARTA - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah memanggil pihak Indosiar karena menampilkan aktris berusia 15 tahun dan berperan sebagai istri ketiga dalam sinetron Suara Hati Istri. KPI meminta Indosiar klarifikasi karena hal ini dikecam sejumlah masyarakat.

Komisioner KPI Pusat Bidang Kelembagaan, Nuning  Rodiyah menyebut pihak Indosiar telah menerima semua masukan publik atas sinetron tersebut. Hasilnya, pemeran akan diganti.

"Tindak lanjut dari Indosiar ke depan adalah mengganti pemeran dalam tiga episode mendatang," kata Nuning dalam keterangannya, Kamis, 3 Juni.

Nuning menegaskan, evaluasi terhadap sinetron Suara Hati Istri ini harus dilakukan secara menyeluruh, baik dari sisi pemeran ataupun tema cerita. 

"Pada prinsipnya, KPI berkepentingan untuk memastikan layar kaca mengedepankan prinsip perlindungan untuk anak. Jangan sampai ada hak anak yang terlanggar karena televisi abai dengan prinsip tersebut,” tutur dia.

Dalam waktu mendatang, lanjut Nuning, KPI akan segera memanggil pihak rumah produksi dan juga Indosiar, untuk memastikan perbaikan yang dilakukan telah berjalan baik. 

Sinetron Suara Hati Istri ramai diperbincangnkwarganet dengan nada negatif. Warganet mengkritik Indosiar yang seakan mengampanyekan pedofilia.

Dalam sinetron tersebut, Indosiar menempatkan aktris Lea Ciarachel yang masih berumur 15 tahun harus memerankan adegan dewasa sebagai seorang istri dari suami berusia 39 tahun.

Salah satu pihak yang mengkritik adalah aktor sekaligus produser film, Ernest Prakasa. Dalam akun Instagramnya, ernestprakasa, tak layak jika Indosiar melakukan hal ini demi rating tayangan semata.

"Wahai @indosiar, ini keterlaluan. Sangat amat keterlaluan. Pemeran Zahra itu usianya masih 15 tahun. Okelah tolak ukur TV adalah rating. Tapi tolak ukur manusia adalah nurani dan akal sehat. Menurut kalian ini wajar?" cecar Ernest.

Tayangan ini juga dikecam Anggota Komisi X DPR Fraksi PPP Illiza Sa’aduddin Djamal. Illiza memandang, tayangan itu berbahaya dan tidak mendidik untuk masyarakat umum di televisi, utamanya anak-anak.

"Tayangan itu juga termasuk mempromosikan pedofil. Tidak pantas seorang artis di bawah umur memerankan karakter dewasa, apalagi sampai memerankan adegan vulgar," ungkapnya.