JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto kunjungi Pameran Industri Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) Dalam Negeri di halaman Kantor, Kemhan, Jalan Medan Merdeka Barat. Pameran ini diikuti oleh 25 industri Alpalhankam swasta dalam negeri.
Prabowo tampak mengenakan pakaian safari berwarna krem lengkap dengan topi koboy. Tampak juga mendampingi Prabowo, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Wahyu Sakti Trenggono. Keduanya terlihat mengunjungi satu-persatu alat pertahanan yang dipamerkan.
Beberapa alat pertahanan yang dikunjungi Prabowo dan Trenggono diantaranya Missile Target Drone Jalak, Rudal Petir, Large Target Drone, dan beberapa Kendaraan Dapur Lapangan atau Randurlap.
Usai melihat alat-alat pertahanan, mantan Danjen Kopassus tersebut mengatakan industri pertahanan dari pihak swasta sudah maju walaupun masih ada penelitian lanjutan untuk menyempurnakannya.
"Ada bagian-bagian yang masih kita harus adakan litbang lagi. Tapi, Insyaallah, saya optimis (industri pertahanan) kita lima tahun lagi akan lebih mandiri, berdiri di atas kaki sendiri," kata Prabowo kepada wartawan di Kantor Kemenhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa, 3 Desember.
Bersama wakilnya, Prabowo mengatakan dia ditugasi oleh Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan peran industri pertahanan dalam negeri guna pengadaan alutsista. Hal ini perlu dilakukan untuk kepentingan pertahanan negara.
Dia juga minta agar tak ada lagi dikotomi antara industri pertahanan BUMN dan swasta. Apalagi, dalam UU Nomor 16 Tahun 2012 disebutkan swasta tidak diutamakan dalam produsen alutsista pertahanan.
"Saya katakan tadi bahwa kita jangan berpikir domain nasional, swasta, kita semua anak bangsa. Swasta adalah bagian vital dari ekonomi kita, BUMN dan swasta harus bekerja sama, nanti kita bisa cari formulanya," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga mengupayakan adanya kenaikan anggaran. Sebab, anggaran yang ada saat ini tak sampai satu persen dari gross domestic product (GDP) yang di tahun 2018 mencapai Rp14.837,4 triliun.
Jika dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara, Prabowo bilang, anggaran pertahanan di Indonesia saat ini lebih kecil dibandingkan negara lain --tanpa menyebut nama negaranya--.
Padahal anggaran pertahanan yang besar itu dirasa perlu, untuk menjamin kedaulatan dan memastikan tak ada kekayaan negara yang dicuri negara lain.
"Anggaran kita di Asia Tenggara terkecil dibanding negara tetangga kita. Kita tidak sampai satu persen dari GDP kita, dari produksi domestik bruto kita. Kita baru sekitar 0,8 persen," tutupnya.