JAKARTA - Sebuah ledakan terjadi di kawasan Monumen Nasional (Monas), pagi ini. Sumber ledakan disebut berasal dari granat asap.
Juru bicara Kepresidenan, Fadjroel Rachman pun sempat meninjau lokasi ledakan yang tak jauh dari Istana Merdeka. Dirinya memastikan kegiatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap aman.
"Istana baik-baik saja. Agenda semuanya jalan, dari jam 09.30 WIB tadi menerima rektor ya dan Menristek. Jam 10 menerima Rektor UI lalu ada pertemuan dari Jepang terus jam 14.00 WIB ada Presidential Lecture tentang Pancasila. Enggak ada yang ditunda," kata Fadjroel kepada wartawan di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa, 3 Desember.
Selain tak ada agenda yang terganggu, Fadjroel mengatakan pengamanan berlebih juga tak tampak meski ledakan terjadi di dekat Istana Kepresidenan. "Biasa saja, enggak diperketat, di sini aja yang diperketat," tegasnya.
Dia juga mengatakan, Jokowi sudah memerintahkan otoritas keamanan seperti Polisi dan TNI untuk melaksanakan investigasi lebih lanjut terkait ledakan tersebut.
"Kita serahkan kepada pihak kepolisian, untuk menginvestigasi, kita tunggulah," ungkapnya.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono mengatakan, ledakan itu berasal dari granat asap. Dua anggota Garnisun TNI, Satker Pemakaman Serka Fajar dan Praka Gunawan adalah orang yang pertama kali menemukan granat asap itu.
"Barang dari mana, kita dalami," kata Kapolda Irjen Gatot di Monas, Selasa, 3 Desember.
Polisi langsung mengerahkan tim Jihandak untuk mengamankan lokasi. Segala barang bukti yang ada di sekitar kejadian, sudah diboyong untuk diteliti lebih jauh.
Pangdam Jayakarta Mayjen TNI Eko Margiyono menjelaskan kondisi Serka Fajar terbilang cukup parah lukanya di tanan kiri. Sedangkan Praka Gunawan tidak terlampau parah. Keduanya sudah dievakuasi ke RSPAD untuk mendapat perawatan serius.
Kedua orang yang paling bertanggung jawab terhadap keamanan ibu kota ini memastikan kondisi Jakarta aman. Mereka berdua menegaskan warga Ibu Kota tidak perlu was was dengan kejadian ini. "Ini bukan hal luar biasa," kata Eko Margiyono.