Siapa Fachrul Razi, Menteri Agama untuk Republik Indonesia?
Menteri Agama Fachrul Razi (Ilustrasi Ilham)

Bagikan:

JAKARTA – Sosok senior Jenderal Purnawirawan Fachrul Razi resmi dilantik sebagai Menteri Agama Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Pemilihan sosok Jenderal bintang empat yang berlatar belakang militer, ditengarai jelas sebagai upaya pemerintahan Presiden Jokowi menanggulangi isu radikalisme dan ekstremisme, yang terjadi di tengah peradaban agama bangsa ini. 

"Ke-9 Bapak Jenderal Fachrul Razi sebagai menteri agama. Ini urusan (Menag) berkaitan dengan radikalisme, ekonomi umat, industri halal saya kira, dan terutama haji berada di bawah beliau,"

Jokowi

Fachrul Razi adalah Menteri Agama ketiga yang berasal dari kalangan militer selama Republik ini berdiri. Menemani Letjen Alamsyah Ratu Perwiranegara di Kabinet Pembangungan III (1978-1983) dan ada Laksamana Muda Tarmizi Taher di Kabinet Pembangungan VI. Tiga sosok, dua terjadi di era Orde Baru, dan Fachrul di era Reformasi.

Fachrul Razi menjawab dengan keyakinannya yang terlihat kuat di salah satu sesi intervieu televisi, kenapa presiden Jokowi memilihnya. Dugaan Fachrul yang ia dengar dari kalangan terdekatnya, memang diperlukan sosok yang tegas dalam menyikapi isu-isu belakangan yang menggelisahkan antar pemeluk agama. Sekalipun dari militer, menurutnya ia siap dengan terbuka menaungi semua masukan-kritikan dari berbagai organisasi agama.

Siapa Fachrul Razi

Fachrul Razi lahir dan tumbuh besar di kota Banda Aceh, Aceh Darussalam tahun 1947 silam. Terlahir dari orangtua perantauan Minangkabau asal daerah Maninjau, Sumatera Barat. Sebagai lulusan Akmil 1970 seangkatan dengan Luhut Binsar Panjaitan, Fachrul Razi juga memiliki keunggulan di bidang infanteri.

Sederet jabatan prestis pernah diraih sang Jenderal Purnawirawan kala aktif sebagai tentara sebelum menjadi Wakil Panglima TNI di tahun 1998-199, antara lain: Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17, Kujang 1 Kostrad, Wakil Asisten Operasi KASAD, sampai Kepala Staf Daerah Militer VII/Wirabuana dan Gubernur Akademi Militer.

Seiring perpindahan jabatan RI-1 ke tangan Abdurrahman Wahid, Gus Dur. Posisinya sebagai Wakil Panglima TNI terpaksa dicopot pada tahun 2000 atas keingingan Gus Dur yang meniadakan posisi tersebut berada dalam struktur organisasi TNI.

Perjalanan karir Fachrul Razi yang bisa dibilang cukup ramai diketahui publik ketika ia menjadi salah satu dari tujuh Dewan Kehormatan Perwira yang menandatangani Surat Rekomendasi Pemecatan Prabowo pasca tragedi 1998. Perannya sebagai Wakil Ketua Dewan Kehormatan.

Saat sudah waktunya pensiun, di tahun 2015 berdasarkan Keputusan Umum Pemegang Saham PT. Aneka Tambang (ANTAM) resmi menunjuk Fachrul Razi sebagai Komisaris. Keterlibatannya juga berada dalam PT. Toba Sejahtera sebagai komisaris holding company sejak tahun 2005 dan Komisaris Utama CP Prima sejak tahun 2010. Keduanya masih berjalan sampai sekarang.

Latar belakang Pendidikan Fachrul Razi cukup mengesankan, ia berhasil merengkuh gelar S1 Ilmu Sosial Politik dari Universitas Terbuka di tahun 1995, dipadukan dengan tambahan S1 Hukum dari Perguruan Tinggi Hukum Militer dua tahun kemudian di tahun 1997. Melengkapi S2 Hukum Pasca Sarjana Perguruan Tinggi Hukum Militer di tahun 2002. 

Ia juga menjadi salah satu inisiator pendiri Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Bersama Jend (Purn) TNI Wiranto. Diakuinya, saat itu hanya di awal ia memang terlibat, pengakuannya terakhir sudah belasan tahun ia tak lagi menyentuh partai besutan Wiranto itu.

Peran Fachrul Razi dibalik sosok Jokowi ternyata sudah ada lebih dulu sejak tahun 2014. Keputusannya berdiri mendukung Jokowi-JK berbuah manis. Sehingga saat itu menjadi figur yang dijadikan acuan dan terlibat sebagai penasihat pertahanan selama pembentukan kabinet baru. 

Inisiasi Luhut Binsar Panjaitan adalah menghadirkan Tim Bravo-5. Diketuai oleh Fachrul Razi yang berdasarkan kesamaan visi para purnawirawan TNI dan beberapa polisi senior mendukung pasangan Jokowi-Ma’aruf Amin, tim sukses istilahnya. Selepas pilpres usai, Tim Bravo-5 yang belakangan melebarkan sayap menjadi organisasi masyarakat, tak lagi dikomandani Fahcrul Razi seperti sebelumnya.

Menteri Agama untuk Republik Indonesia, Semua Agama

Tak lama pelantikan resmi dirinya sebagai Menteri Agama Kabinet Indonesia Maju, ia menyatakan bahwa sosoknya adalah Menteri Agama untuk Republik Indonesia yang menaungi semua agama resmi sesuai Undang-Undang. Sekalipun mayoritas umat Muslim di sini, ia meyakinkan bahwa agama lain pun punya hak yang serupa dengan mayoritas. 

“Kalau saya jadi Menteri Agama pun, saya bukan Menteri Agama Islam, tetapi Menteri Agama Republik Indonesia yang menaungi agama resmi di Indonesia.”

Polemik dan kontroversi meluap pasca pelantikan Fachrul Razi sebagai Menteri Agama di Kabinet Indonesia Maju. Seakan mendobrak tradisi pasca reformasi, yang menjabat Menteri Agama adalah kalangan sipil bukan militer, ditambah porsi peran antara NU dan Muhammadiyah jelas nyata. Namun keyakinan Fahcrul Razi dirinya juga didukung kyai-kyai sepuh NU dan petinggi kalangan Muhammadiyah, ditambah dengan nada lugas ia mewanti-wanti para media agar tak membenturkan dirinya dengan figur-organisasi agama, mengubah pandangan skeptis sebelumnya.

”Kelebihan beliau itu selain ahli agama, ahli strategi juga,” Mashuri, Ketua PCNU Solo.

Keinginannya mengembalikan harmonisasi dengan deradikalisme agama, ternyata sudah ia lakukan saat aktif sebagai Taruna muda dulu lewat Kelompok Komando Masjid yang menangani rohani Islam. Kelompok Komando Masjid, yang bertugas memperdalam agama Islam kepada taruna-taruna junior yang ingin memperdalam Islam. 

Terkait banyaknya oknum-oknum penceramah agama berbau radikalisme, diakui Fachrul bahwa itu tidak semuanya begitu. Sekalipun ada itu hanya segelintir diantara mereka secara tak sengaja ataupun tak sadar itu terlalu di luar garis toleransi. Menurutnya Islam adalah rahmat bagi alam semesta, rahmatan lil alamin. Juga penuh kasih sayang sesama mereka yang berbeda. Islam justru mengokokohkan persatuan, kesatuan dan Pancasila akuinya.

“Itu challenge buat saya, dalam menghadapi situasi seperti ini. Kebetulan tentara kan memang suka dengan challenge," ucapnya jelas penuh rasa percaya diri tersirat. Diperkuat lagi ketika konferensi pers di kantor barunya, kantor Kementerian Agama, Lapangan Banteng 23 Oktober 2019: 

"Kita harus sepakat bahwa teman-teman, Pak Fachrul menteri agama ya, iya tapi saya bukan Menteri Agama Islam, saya Menteri Agama Republik Indonesia. Di dalamnya ada agama-agama lain. Tapi kalau di dalamnya saya gunakan pendekatan Islam wajar-wajar saja karena memang Islam adalah agama yang dipeluk oleh mayoritas,"

Fachrul Razi

Fakta Menarik Fachrul Razi

Satu Angkatan Bersama Luhut Binsar Panjaitan. Masuk Akademi Militer Nasional di Magelang tahun 1967 dan lulus di tahun 1970, Fachrul Razi ternyata satu angkata dengan Luhut Binsar Panjaitan dan mantan KSAD Subagyo Hadisiswoyo.

Menteri Tertua di Kabinet Indonesia Maju. Ia adalah sosok Menteri dengan usia paling tua diantara Menteri-menteri lainnya dalam kabinet. Pensiunan TNI yang lahir di tahun 1947 terhitung memasuki usia ke-72 Juli 2020 ini.

Penugasan ke Iran dan Irak. Pada saat aktif di militer, ia pernah menjadi komandan Kontingen Garuda IX/2 yang ditugaskan ke Iran-Irak di bawah misi UNIIMOG.

Profil Fachrul Razi

Nama lengkap: Fachrul Razi S.IP., S.H., M.H

Tempat dan tanggal lahir: Banda Aceh, 26 Juli 1947

Pangkat: Jenderal Purnawirawan TNI Bintang Empat

Gelar / titel: Sarjana Ilmu Politik (S.IP), Sarjana Hukum (S.H), Magister Hukum (M.H)

Agama: Islam

Harta kekayaan: Rp. 22.644.278.752 (2018/LHKPN)

Pendidikan: 

  • Akademi Militer Nasional (1970)
  • Magister Hukum, Perguruan Tinggi Hukum Militer (2002)
  • Sarjana Hukum, Perguruan Tinggi Hukum Militer (1997)
  • Sarjana Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Terbuka (1995)

Perjalanan Karir:  

  • Menteri Agama Kabinet Indonesia Maju (2019-2024)
  • Ketua Tim Bravo-5 (1999-2000)
  • Wakil Panglima TNI (1999-2000)
  • Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan (1999)
  • Kepala Staf Umum ABRI (1998-1999)
  • Asisten Operasi KASM ABRI (1997-1998)
  • Gubernur Akademi Militer (1996-1997)