Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat pada Kamis mengeluarkan sanksi baru terkait Iran, yang menargetkan satu individu dan beberapa entitas termasuk kilang minyak China karena membeli dan memproses minyak mentah Iran.

Ini menjadi putaran keempat sanksi Washington terhadap penjualan minyak Iran sejak Presiden Donald Trump mengatakan dia akan memberlakukan kembali opaerasi "tekanan maksimum" termasuk upaya untuk menekan ekspor ke nol.

Trump bertujuan menghentikan Teheran memperoleh senjata nuklir dan mendanai kelompok militan. Sementara China adalah importir minyak Iran terbesar.

Dilansir Reuters, Kamis, 20 Maret, perusahaan penyulingan minyak yang menjadi sasaran sanksi Departemen Keuangan AS adalah Shandong Shouguang Luqing Petrochemical Co., Ltd. yang berpusat di China.

Sementara Teheran mengatakan program energi nuklirnya adalah untuk tujuan damai, sementara negara-negara Barat mengatakan pengayaan uraniumnya hingga mendekati tingkat senjata tidak memiliki aplikasi sipil yang logis.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Abbas Araqchi menegaskan Iran akan mempertimbangkan "peluang" serta ancaman dalam surat dari Presiden AS Donald Trump yang mendesak perundingan baru terkait nuklir.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menolak surat Trump pekan lalu dengan menyebut surat yang menipu. Khamenei mengatakan tuntutan Trump yang berlebihan akan "mempererat ikatan sanksi dan meningkatkan tekanan terhadap Iran".

Namun Araqchi mengatakan Teheran masih mengkaji surat tersebut dan mempertimbangkan balasannya.

"Surat Trump lebih merupakan ancaman, tetapi surat itu mengklaim memiliki peluang. Kami memperhatikan semua poin yang terkandung dalam surat itu dan akan mempertimbangkan ancaman dan peluang dalam tanggapan kami," kata Araqchi dilansir Reuters, Kamis, 20 Maret.

"Ada peluang di balik setiap ancaman,” tegasnya.

Pada Rabu, Axios melaporkan surat Trump memberi Iran tenggat waktu dua bulan untuk mencapai kesepakatan nuklir atau menghadapi sanksi yang lebih ketat di bawah kampanye "tekanan maksimum" Presiden AS yang diperbarui.

Araqchi mengatakan Teheran akan menanggapi surat Trump dalam beberapa hari mendatang melalui saluran yang tepat, menolak segala negosiasi langsung selama Washington memberikan "tekanan, ancaman, dan sanksi".