JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada Presiden Donald Trump, menyebut Amerika Serikat memahami argumen Ukraina dalam pembicaraan kedua negara yang digelar di Arab Saudi.
Komentarnya yang diunggah di media sosial menjadi upaya terbaru untuk meredakan 'ketegangan' setelah kedua pemimpin sempat berdebat keras dalam pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih akhir Februari lalu.
Arab Saudi telah memainkan peran mediasi sejak invasi Rusia, termasuk menjadi perantara pertukaran tahanan dan menjadi tuan rumah pembicaraan antara Moskow dan Washington bulan lalu.
Dalam foto unggahan Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov, delegasi Kyiv antara lain terdiri dari Kepala Staf Presiden Ukraina Andriy Yermak, dan Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha. Sedangkan dari delegasi AS nampak Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio. Dari tuan rumah, nampak di antaranya Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.
Presiden Zelensky dalam unggahannya menuliskan, posisi negaranya sangat jelas, mencari perdamaian sejak perang pecah, melakukan berbagai cara dengan untuk mencapai secepat mungkin dan agar perang tidak pecah kembali.
I received a report from our delegation on their meeting with the American team in Saudi Arabia. The discussion lasted most of the day and was good and constructive—our teams were able to discuss many important details.
Our position remains absolutely clear: Ukraine has been… pic.twitter.com/7EZXTVA52C
— Volodymyr Zelenskyy / Володимир Зеленський (@ZelenskyyUa) March 11, 2025
Ukraina, kata Presiden Zelensky, mengusulkan tiga poin utama alam pertemuan dengan Amerika Serikat di Jeddah.
"Penghentian serangan di udara; serang di laut; serta langkah nyata membangun kepercayaan saat diplomasi berlangsung, berarti pembebasan tawanan perang dan tahanan (sipil dan militer), pengembalian anak-anak Ukraina," cuitnya di media sosial X seperti dikutip 12 Maret.
"Pihak Amerika memahami argumen kami dan mempertimbangkan proposal kami. Saya berterima kasih kepada Presiden Trump atas percakapan yang konstruktif antara tim kami," lanjut Presiden Zelensky.
Ia menambahkan, Ukraina siap menerima usulan Amerika Serikat terkait gencata senjata penuh selama 30 perang dengan Rusia.
"Ukraina siap menerima usulan ini. Kami melihatnya sebagai langkah positif dan siap untuk melakukannya. Sekarang, terserah Amerika Serikat untuk meyakinkan Rusia untuk melakukan hal yang sama. Jika Rusia setuju, gencatan senjata akan segera berlaku," tulisnya.
Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan operasi militer khusus ke wilayah Ukraina dengan tujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi pada 24 Februari 2022.
BACA JUGA:
Pergerakan cepat pasukan Rusia terhambat di dekat Kyiv, menjadikan perang berkepanjangan, dengan Agustus tahun lalu Ukraina mampu melakukan serangan lintas batas ke wilayah Rusia di Kursk, serangan lintas batas pertama di wilayah negara itu sejak Perang Dunia II.
Belakangan, Presiden Trump telah mendorong kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina dan mengadakan panggilan telepon terpisah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Zelensky bulan lalu.
Itu kemudian diikuti dengan pertemuan antara delegasi Washington dengan Moskow di Jeddah bulan lalu.