Bagikan:

JAKARTA - Beberapa hari terakhir masyarakat dikejutkan dengan kabar pesta sesama jenis (Party Gay) di sejumlah wilayah di Jakarta. Diantaranya, Bunker Bar di Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sebuah hotel di Kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, dan yang baru-baru ini terjadi di hotel Kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Fenomena pesta sesama jenis kembali muncul perlahan ke permukaan, dan mendapat respon keras dari masyarakat yang menolak kaum LGBT.

Berdasarkan informasi yang didapat, pesta kaum LGBT kerap digelar di tempat-tempat khusus yang memiliki prosedur tertentu, yang mendapat pengawasan ketat agar tidak diketahui oleh masyarakat.

Seperti yang diulas VOI beberapa waktu lalu, salah satu hotel di Kawasan Kemang Jakarta Selatan, berinisial M, disinyalir memfasilitasi pesta gay.

Pesta yang digelar di rooftop hotel M, hanya bisa didatangi oleh kalangan tertentu, yang berasal dari komunitas LGBT.

Guest Relation Officer (GRO) hotel M, berinisial V menjelaskan, rata-rata pengunjung untuk acara pesta tersebut mencapai 300 orang. Kapasitasnya sendiri mencapai hingga 350 pengunjung.

“Kalau hari Jumat (party gay) rata-rata 300 orang. Kapasitasnya mencapai 350,” kata V.

Kode Now Party Near Closet (NPNC) dibuat oleh panitia untuk para peserta pesta. Kode itu hanya bisa dimengerti di kalangan komunitas LGBT. Seperti sebuah kode yang menandakan pesta khusus (private party), untuk kaum pria penyuka sesama jenis yang disebar ke media sosial.

Pesta Gay di Permata Hijau

Selasa 31 Desember 2024, puluhan warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan mendatangi sebuah bar yang berada di dalam mal ITC Permata Hijau atas dugaan pesta LGBT. Warga curiga ada praktik ilegal yang dilakukan sejak malam pergantian tahun.

Sejak pertengahan Desember 2024, warga sekitar Grand ITC Permata Hijau sudah curiga ada yang tidak beres. Beberapa upaya sudah dilakukan untuk membubarkan kelompok ini. Artinya, warga sudah berkali-kali menggerebek New LA Bunker.

Salah satu kelompok pria diduga LGBT di ITC Permata Hijau, Jaksel/ Tangkap layar video

Muhammad Ihsan (29), salah satu saksi penggerebekan menjelaskan dari awal bagaimana kelompok LGBT di Grand ITC Permata Hijau, bisa terbongkar.

Pria yang bekerja sebagai PPSU di Jakarta Selatan itu sedang bekerja menyapu jalan, Sabtu, 21 Desember 2024. Kemudian Ihsan melihat sekelompok laki-laki bergaya wanita sedang berkumpul di sebuah kedai kopi tak jauh dari Grand ITC Permata Hijau.

Merasa ada yang aneh dan perlu ditindak, maka Ihsan melaporkan apa yang ia saksikan ke karang taruna Grogol Utara. Respon baik diterima warga sekitar, yang memang sensitif terhadap isu LGBT.

Pemuda Karang Taruna setempat memutuskan untuk mencari tahu kebenaran aktivitas kelompok tersebut dengan turun langsung ke lokasi, dan masuk ke dalam Bunker Bar.

Yakin dengan penelusurannya, warga pun bersama Bhabinkamtibmas mengerebek Bunker Bar pada Selasa 31 Desember 2024 dan 1 Januari 2025, dini hari.

Hasilnya, warga menemukan puluhan remaja laki-laki berpakaian modis, seperti wanita dengan gaya gemulai. Persis dugaan warga, bar itu menampung kaum LGBT.

Warga yang merasa geram akhirnya membubarkan aktivitas di dalam bar tersebut. Para kelompok pria seperti wanita diminta pulang dan meninggalkan lokasi.

“Mereka kita suruh pulang,” ucapnya.

Kabar itu pun ramai di publik lantaran video penggerebekan beredar di media sosial. Bahkan Lurah Grogol Utara Muhammad Rasyid Darwis mengatakan, sekarang ini Bunker Bar telah resmi ditutup permanen.

[see_als o]

- https://voi.id/berita/448613/terbongkarnya-jaringan-lgbt-di-permata-hijau-berawal-dari-rasa-penasaran-petugas-ppsu

- https://voi.id/berita/448437/warga-bubarkan-pesta-lgbt-di-kawasan-permata-hijau-jaksel

- https://voi.id/berita/448442/bar-new-la-bunker-permata-hijau-tutup-permanen-gara-gara-digerebek-warga-soal-pesta-lgbt

- https://voi.id/berita/448707/sebelum-bar-lgbt-di-itc-permata-hijau-ditutup-permanen-warga-dan-pengelola-sempat-mediasi

[/see_also]

Pesta Gay di Hotel Jaksel

Polda Metro Jaya membongkar praktik pesta sesama jenis laki-laki atau pesta gay di salah satu hotel kawasan Rasuna Said, Setiabudi, Jakarta Selatan (Jaksel). Total ada 56 orang laki-laki yang diamankan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan dari 56 orang yang diamankan, tiga diantaranya sebagai tersangka. Adapun ketiga orang itu berinisial D, RE dan BP.

Dalam pesta ini, penyelenggara mengundang para tamunya untuk tergabung dalam pesta gay melalui pesan WhatsApp. Jika peserta tertarik, maka akan diberikan stiker glow in the dark (menyala di tempat gelap) sebagai akses masuk ke dalam pesta.

“Sebanyak 20 peserta awal yang dihubungi tersangka D, kemudian masing-masing juga mengajak, mengundang rekan-rekan lainnya yang berkeinginan untuk bergabung dalam event ini,“ kata Ade Ary, Kamis, 6 Februari.

Agar tidak diketahui masyarakat umum, maka acara tersebut diberi kode ‘arisan’

“Bermacam-macam kodenya, ada yang bilang arisan ada yang bilang event,” ucapnya.

Penggerebekan Bunker Bar di ITC Permata Hijau Jaksel/ Foto: IST

Back Up Pejabat

Terungkapnya sejumlah pesta gay di sejumlah lokasi di Jakarta juga menarik berbagai komentar netizen di media sosial. Berbagai macam kritik datang dari pegiat media sosial. Mereka meminta pemerintah bertindak serius terhadap isu LGBT.

Santar di media sosial, dugaan sosok pejabat menjadi back up pesta LGBT di Jakarta.

Beberapa kasus yang terungkap di Jakarta menjadi bukti bahwa kaum LGBT memiliki pergerakan terselubung. Tiga unsur, yakni warga, jurnalis dan kepolisian, sudah membuktikan bahwa aktivitas LGBT di Jakarta nyata dan tidak bisa dipungkiri keberadaannya.

Pegiat sosial media di X (eks Twitter) bersikap kritis terhadap isu LGBT yang belakangan marak di Jakarta. Dalam postingan terbarunya, akun @mazzini_gsp menjelaskan bila isu LGBT di Jakarta sudah marak, namun sayang pemerintah belum bertindak tegas.

“Sejak pesta Gay di Mampang Januari 2024 dgn 300 peserta digrbek, Tokoh adat Betawi dan warga sering melaporkan acara pesta Gay. Bulan lalu tokoh adat lapor pesta Gay saat tahun baru 2025, dan menggelar aksi demo akibat menduga ada pejabat Pemprov yg backing acara kayak gini.

Walaupun peserta yg dibubarin di Rasuna Said bilang mereka baru gelar acara ini pertama kali, tapi polisi masih mendalami keterkaitan dengan pesta Gay malam tahun 2025. Polisi membubarkan itu landasannya UU No 44 tahun 2008, jelas acara itu melanggar Pesta Gay ini udah ada dari sebelum isu yg viral kayak pagar laut, gas langka, PSN dll dikritik.” tulis Mazzini sebagaimana dikutip VOI dari akun X.