JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina, menilai masih banyak kekurangan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah sepekan berjalan. Salah satunya keluhan terkait variasi menu dan kecukupan gizi bagi pelajar sasaran program.
“Kami memberikan apresiasi terhadap realisasi pelaksanaan Program MBG yang telah sepekan berjalan. Kendati demikian, kami menerima banyak keluhan dari masyarakat terkait penyempurnaan program ini di mana banyak pelajar mengeluh tentang variasi makanan yang relatif monoton,” ujar Arzeti Bilbina, Selasa, 14 Januari.
Legislator PKB Dapil Jawa Timur itu mengungkapkan, menu yang monoton ini membuat banyak anak enggan menyantap sajian dari MBG. Sebab siswa jadi cepat bosan karena menu yang disajikan relatif sama dari hari ke hari.
“Hal ini membuat siswa bosan dengan menu makanan yang disajikan. Apalagi jika ada makanan yang dilaporkan rasanya kurang enak,” ungkap Arzeti.
Selain sajian yang monoton, lanjut Arzeti, ada juga laporan jika ada menu makanan yang belum sesuai dengan pedoman “Isi Piringku” yang dikampanyekan Kementerian Kesehatan. Menurutnya, ada ketidakseimbangan standar gizi dari sajian makanan Program MBG.
“Beberapa menu belum memenuhi standar gizi seimbang. Proporsi karbohidrat, protein dan sayuran masih perlu diperhatikan,” katanya.
Arzeti menuturkan, Komisi IX mendapat laporan merata di setiap daerah mengenai variasi menu yang monoton dan gizi tak seimbang ini. Seperti di Palembang, Sumatera Selatan, dan Surabaya, Jawa Timur.
"Kawasan Indonesia Timur ada banyak keluhan terkait ketersediaan dan kualitas bahan baku,” tuturnya.
Oleh karena itu, politisi PKB itu menilai, pemerintah harus bergerak cepat dalam merespons berbagai keluhan dan masukan masyarakat terkait Program MBG. Pemerintah pusat misalnya, bisa meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan ketat kepada jasa katering penyedia program MBG.
“Penyedia katering misalnya harus memperhatikan keseimbangan gizi serta variasi menu agar sesuai dengan kebiasaan makan dan ketersediaan bahan pangan lokal,” katanya.
BACA JUGA:
Arzeti mengaku telah berkomunikasi dengan stakeholder Program MBG seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Dikdasmen, Badan Gizi Nasional terkait penyempurnaan program. Sejauh ini, kata dia, pemerintah merespons positif berbagai masukan dari masyarakat.
“Kami di Komisi IX terus memantau dan mendorong pemerintah agar program MBG ini dapat berjalan lebih baik dan memberikan manfaat optimal bagi peningkatan gizi anak bangsa,” pungkasnya.