Bagikan:

JAKARTA - Warga di Lingkungan Bence, Kota Kediri, Jawa Timur, menyemarakkan pergantian tahun dari 2024 ke 2025 dengan mengadakan kegiatan wayangan semalam suntuk yang melibatkan anak-anak usia pelajar baik dalang maupun sindennya.

Lurah Pakunden, Kota Kediri Nanang Wahyono memberikan apresiasi dengan pagelaran wayang ini, apalagi melibatkan anak-anak usia pelajar baik dalang maupun sindennya.

"Kegiatan ini adalah murni dari aspirasi masyarakat, terutama di Lingkungan Bence, yang mengembangkan dan melestarikan budaya. Bahkan, melibatkan anak-anak, ada yang kelas dua sekolah dasar, ini cukup membanggakan," katanya ditemui d lokasi acara, Rabu dini hari.

Ia mengatakan pagelaran ini hal yang sangat positif. Jika biasanya saat peringatan tahun baru dihabiskan dengan kegiatan yang sifatnya hingar bingar, di lingkungan ini justru mengadakan pagelaran wayang.

"Ini sesuatu yang baik, sehingga pemda merespons acara ini. Anak-anak jadi lebih aktif lagi," kata dia.

Anggota DPRD Kota Kediri Choirudin Mustofa juga mengapresiasi pagelaran wayang dengan dalang dan sindennya melibatkan anak-anak. Kegiatan ini adalah pentas setelah mereka latihan.

"Saya senang melihat sindennya ini ternyata masih muda. Ada kelas dua SD. Ini menandakan bahwa orang tua dan warga berhasil mengenalkan budaya wayang," katanya.

Ia menilai keputusan untuk menggelar acara ini patut diapresiasi. Saat pergantian tahun di daerah lain banyak yang diisi dengan hiburan orkes dan sebagainya, di daerah ini warga kompak menampilkan seni wayang dan yang main juga warga lingkungan ini.

Ia berharap di 2025 kesenian di Kota Kediri bisa lebih maju, bisa lebih lestari dan lebih baik lagi.

Wakil Dewan Kebudayaan Daerah Kota Kediri Deky Susanto mengatakan pihaknya memberikan respons positif acara ini, terlebih sanggar yang telah memberikan pelatihan seperti dalang dan sinden maupun karawitan.

Menurut dia, sudah saatnya anak-anak dilatih untuk menjadi pribadi yang pandai bersosialisasi, punya sifat saling sapa, saling menumbuhkan rasa kesetiakawanan dengan ikut serta pelatihan di sanggar.

"Sudah waktunya anak-anak tidak jadi anak egois dengan gawai, sehingga dia bisa sosialisasi, punya sifat saling sapa, saling tumbuh rasa kesetiakawanan. Jika gawai, dia jadi individualis," kata dia.

Dalam pagelaran wayang ini, melibatkan Sanggar Kawindra binaan Rinto Hadi. Pagelaran ini mengambil tema "Noroyono dadi ratu", yang menceritakan bagaimana membangun suatu kerajaan, sehingga menjadi bagus.

Selain melibatkan dalang dan sinden anak-anak usia sekolah dasar, dalangnya anak usia SMP, serta mahasiswa. Mereka semua tampil, termasuk dalang guru, Ki Rinto Hadi.

Sementara itu, salah seorang warga yang hadir dalam acara tersebut, Azis mengaku senang bisa menonton wayang.

"Senang bisa menonton wayang. Apalagi saat malam pergantian tahun ini dan yang jadi dalang itu masih anak-anak. Mereka tidak kalah dengan orang dewasa saat tampil," kata Azis.