GOWA - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Hamdan Juhannis mengaku malu akibat kampus yang dipimpinnya dijadikan pabrik uang palsu, yang beroperasi di gedung perpustakaan kampus UIN Alauddin, yang terletak di Samata, Kelurahan Romang Polong, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Ia menyebut, nama baik kampus UIN Alauddin hancur dalam sekejap.
Kasus ini mencuat setelah Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Dr Andi Ibrahim bersama seorang staf kampus terlibat dalam kegiatan ilegal tersebut, yang akhirnya berujung pada pemecatan mereka.
"Saya hadir di sini sebagai Rektor UIN Alauddin untuk menunjukkan dukungan penuh kami terhadap aparat kepolisian dalam mengungkap kasus ini hingga tuntas," kata Hamdan saat menghadiri rilis pengungkapan kasus di Mapolres Gowa, Kamis kemarin.
Hamdan mengungkapkan, produksi uang palsu yang dilakukan Andi Ibrahim dan stafnya menjadi pukulan berat bagi civitas akademika UIN Alauddin.
Ia mengaku, kecewa atas perbuatan tersangka yang telah menjadikan kampus sebagai tempat pembuatan uang palsu, yang pada akhirnya merusak reputasi kampus.
"Saya malu, dan merasa tertampar. Kami telah bekerja keras untuk membangun kampus beserta reputasinya bersama pimpinan. Namun dengan sekejap, itu semua hancur," ungkapnya dengan nada suara bergetar.
BACA JUGA:
Sebagai tindakan tegas, Hamdan menegaskan, Andi Ibrahim dan staf yang terlibat langsung dalam pencetakan uang palsu tersebut telah dipecat dengan tidak hormat.
"Jelas, kedua oknum tersebut diberhentikan dengan tidak hormat," tegasnya terkait kasus uang palsu di Kampus UIN Alauddin.