Bagikan:

JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto bertolak kembali ke Indonesia setelah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8), sebuah forum ekonomi delapan negara berkembang. Acara tersebut berlangsung di New Administrative Capital, ibu kota baru Mesir, pada Kamis 19 Desember.  

Presiden Prabowo, yang didampingi oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno, tiba di Bandar Udara Internasional Kairo sekitar pukul 18.15 waktu setempat.  

Setibanya di bandara, Presiden melewati barisan jajar kehormatan yang telah bersiap untuk melepas keberangkatannya. Ia juga tampak menyalami sejumlah pejabat, termasuk Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Lutfi Rauf, dan Atase Pertahanan KBRI Kairo, Kolonel Dafris D. Syafruddin.  

Setelah menaiki pesawat kepresidenan, Presiden Prabowo melambaikan tangan dan memberikan salam hormat kepada rombongan yang hadir. Pesawat yang bertuliskan "Republik Indonesia" itu kemudian lepas landas pada pukul 18.45 waktu setempat.  

Lawatan resmi Presiden ke Mesir dimulai pada Rabu (18/12) dengan sejumlah agenda penting. Presiden Prabowo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, diikuti kunjungan ke Grand Syekh Al-Azhar Imam Akbar Ahmed Al-Tayeb.  

Pada hari yang sama, Presiden juga berinteraksi dengan ribuan mahasiswa asal Indonesia di Universitas Al-Azhar Kairo. Agenda tersebut dilanjutkan dengan pertemuan bilateral bersama Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, di Hotel St. Regis, New Administrative Capital, tempat Presiden bermalam.  

Pada Kamis (19/12), Presiden menghadiri KTT D-8, forum kerja sama ekonomi yang diikuti oleh delapan negara anggota, yakni Indonesia, Bangladesh, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Turki.  

Selama konferensi, Presiden Prabowo menyampaikan pesan tentang pentingnya persatuan dan kerja sama antarnegara anggota D-8 untuk menghadapi tantangan global.  

Kepulangan Presiden Prabowo menandai berakhirnya rangkaian agenda kenegaraan di Mesir, yang diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama ekonomi antarnegara.