Bagikan:

JAKARTA - Para pemimpin global terkemuka, tokoh spiritual, dan seniman terkenal berkumpul di pantai suci Kura Kura Bali untuk berefleksi dan mencari solusi modern untuk mengatasi tantangan global yang mendesak dalam Perjalanan Refleksi Universal Tri Hita Karana: Bersatu dalam Keberagaman untuk Perdamaian, Kemakmuran, Rakyat, Planet, dan Kemitraan (5P).

Paus Fransiskus, Imam Besar Nasaruddin, peraih Penghargaan Hollywood Michelle Yeoh, Presiden Bank Dunia Ajay Banga, pendiri Bridgewater Ray Dalio, pemimpin spiritual Deepak Chopra, filantropis Susan Rockefeller, dan pemerintah Indonesia berkumpul untuk berpartisipasi dalam acara unik yang merayakan persatuan, keragaman, dan pembangunan berkelanjutan.

Ray Dalio, investor makro global selama lebih dari 50 tahun bergabung dengan gerakan THK U.

"Dari Abu Dhabi ke Bali, kita bersatu dalam tujuan bersama: untuk menciptakan dunia di mana keragaman dirayakan, dan harmoni menang. Mari kita menghormati semangat Istiqlal dan bekerja bersama untuk membangun masa depan yang lebih baik untuk semua," ungkap Dalio, dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu, 15 Desember.

Saat ribuan lilin dinyalakan, upacara Tari Perdamaian Bali yang memukau telah digelar, menampilkan kain berukuran 17x35 meter yang dihiasi dengan lukisan SDG 16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh.

Gerakan global ini, terinspirasi oleh Deklarasi Istiqlal dan semangat persahabatan yang dipelihara oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Nasaruddin, bertujuan untuk memperkuat komitmen terhadap perdamaian dan harmoni.

Diskusi refleksi Tri Hita Karana/ Foto: IST

Acara ini akan menampilkan pertunjukan memikat dari lagu "Lilin Lilin Kecil" (Lilin Kecil), diiringi lagu kebangsaan global yang disusun dari instrumen musik dari seluruh dunia. Seniman kontemporer dari G20 dan H20 akan memamerkan karya mereka melalui kubah seni konstelasi berputar yang menyinari di area Kura Kura Bali, Pulau Serangan, Bali.

Pertemuan ini berfungsi sebagai platform yang kuat untuk membahas dan menangani masalah kritis seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan perdamaian global. Dengan menggabungkan kearifan kuno dengan inovasi modern, para peserta berharap dapat. menginspirasi gerakan global menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.

"Kita semua menyaksikan kekuatan cahaya dari lilin kecil yang mampu menyatukan dunia," ujar Tantowi Yahya, Presiden Yayasan Upaya Indonesia Damai atau dikenal sebagai United In Diversity Foundation.

"Tri Hita Karana Universal Reflection Journey (THK U) bukan hanya sekadar acara melainkan sebuah gerakan yang mengajak kita untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, berdasarkan prinsip-prinsip harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas."

Lilin kecil yang dinyalakan akan menjadi tanda komitmen bersama untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs) dan mendukung inisiatif G20 Bali Global Blended Finance Alliance (GBFA). Berakar pada prinsip harmoni dengan manusia, alam, dan Yang Mahakuasa, THK U menawarkan ruang bagi semua orang untuk merayakan kemanusiaan dan membangun masa depan yang lebih baik.

Dalam acara ini, para peserta diundang untuk bertransformasi dari pemikiran egosentris menjadi solusi ekosentris, membangun jaringan dengan para pemimpin dari berbagai sektor, dan memicu potensi spiritual, kolaboratif, dan intelektual.

Seperti yang dikatakan Tantowi dalam konferensi persnya, "THK U adalah suar harapan dalam kegelapan, menginspirasi kita untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang." Mari kita jadikan momen ini sebagai titik awal untuk perubahan yang lebih besar. Bersama-sama kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil, harmonis, dan berkelanjutan.

Diskusi refleksi Tri Hita Karana/ Foto: IST

Konstelasi: Refleksi Global. Edisi H2O

"Konstelasi: Refleksi Global, Edisi H2O" membawa kita dalam perjalanan mendalam ke saling keterhubungan antara manusia dan alam. Dalam konteks Tri Hita Karana, di mana harmoni dengan alam adalah kunci untuk kehidupan yang berkelanjutan, pameran ini menyoroti dampak perubahan iklim. Dipimpin oleh seniman terkenal Lance M. Fung, pameran tahunan ini mempertemukan dua belas seniman baru yang mewakili berbagai negara kepulauan di seluruh dunia. Melalui instalasi dan lukisan yang menggugah pikiran, para seniman ini menyuarakan keprihatinan mereka tentang dampak krisis air terhadap masyarakat dan ekosistem.

Dua belas seniman baru dipilih untuk menciptakan karya seni baru yang akan menjadi platform global untuk mengeksplorasi solusi inklusif dan inovatif untuk isu-isu kritis terkait air, terutama dalam mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030. Tema-tema berkisar dari akses air, kualitas air, kenaikan permukaan laut, dan banyak situasi mendesak lainnya. Kelompok seniman yang beragam dan bersemangat untuk edisi kedua ini termasuk Mariam Alnoaimi (Bahrain), Ragnar Axelsson (Islandia), Carlos Esteves (Kuba), David Gumbs (Martinique), Katie Holton (Irlandia), Sid Natividad (Filipina), Donna Ong (Singapura), Gayan Prageeth (Sri Lanka), Alexis Rockman (AS), Abigail Romanchak (Hawaii), Citra Sasmita (Bali), dan Michael Tuffery (Selandia Baru).

Hati Indonesia Polyhedra: Menyatukan Dunia Melalui Seni dan Aksi

Instalasi "Hati Indonesia Polyhedra" adalah manifestasi nyata dari semangat persatuan dan keberagaman yang menjadi jantung THK U. Dalam kolaborasi dengan Yayasan Scholas Occurrentes, instalasi geometris yang saling terhubung ini mengajak kita untuk melihat diri kita sebagai bagian dari keseluruhan yang lebih besar. Proses penciptaannya melibatkan partisipasi aktif masyarakat, dengan orang-orang yang berkontribusi ide, waktu, dan materi. Dengan demikian, "Hati Indonesia Polyhedra" tidak hanya menjadi karya seni tetapi juga simbol semangat kerja sama dan kepedulian lingkungan.

Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDSN)

Kemitraan strategis dengan SDSN PBB memperkuat komitmen kami untuk mencapai SDGs, terutama dalam keuangan berkelanjutan dan pengembangan kapasitas. Forum Tri Hita Karana berkomitmen untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Melalui inisiatif THK U, kami berupaya menciptakan masyarakat yang harmonis, adil, dan berkelanjutan, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Dengan melibatkan aktif para pemimpin tri-sektor, mengembangkan kebijakan inovatif, dan memperkuat kemitraan global, THK U terus bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi semua.