JAKARTA - Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Jawa Timur (YLPK Jatim) telah melakukan penelitian terkait penggunaan produk bahan bangunan rumah yang terbuat dari asbes putih (chrysotile). Hasilnya, tidak ada keluhan konsumen pengguna asbes putih yang mengalami sesak napas akibat paparan atau pengaruh dari bahan tersebut.
Bahkan, 100 persen rumah yang menggunakan asbes putih dalam penelitian ini melaporkan tidak ada kasus sesak napas di kalangan penghuninya.
Penelitian ini dilakukan di 31 kecamatan di Kota Surabaya, Jawa Timur, dengan sampel yang diambil dari 17 kecamatan dan 18 kelurahan yang tersebar di seluruh kota pahlawan tersebut. Beberapa kecamatan yang menjadi lokasi penelitian antara lain Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Bulak Banteng, Kecamatan Semampir, Kecamatan Simokerto, Kecamatan Gubeng, Kecamatan Tambaksari, Kecamatan Mulyorejo, Kecamatan Genteng, Kecamatan Bubutan, Kecamatan Asem Rowo, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Tegalsari, Kecamatan Sawahan, Kecamatan Sukomanunggal, Kecamatan Wiyung, Kecamatan Wonokromo, dan Kecamatan Karang Pilang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7-8 Desember 2024.
Tim peneliti YLPK Jatim dipimpin oleh Ketua Tim Muhammad Said Sutomo, bersama Mukharrom Hadi Kusumo dan Dimas Nur Kholbi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur kepada konsumen pengguna produk asbes putih di Kota Surabaya.
Penelitian ini juga bertujuan untuk meluruskan informasi yang beredar terkait isu-isu yang menyebutkan bahwa produk asbes putih dapat menyebabkan penyakit asbestosis.
“Harapannya, masyarakat konsumen pengguna bahan bangunan dari asbes putih memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan jujur, sesuai dengan hak-hak konsumen yang diatur dalam Pasal 4 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,” terang Ketua YLPK Jatim, Said Sutomo, Sabtu 14 Desember.
YLPK Jatim mengambil 100 responden yang berjumlah 100 responden konsumen pemilik rumah pengguna bahan bangunan bahan asbes putih mulai dari penggunaan bahan bangunan bahan asbes putih yang berumur 20 tahun hingga berumur 75 tahun, yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki 51%, dan jenis kelamin perempuan 49%.
Hasilnya sebanyak 54% responden menempati rumah di atas 30 tahun berbahan atap asbes putih tidak mengalami sesak napas atau mempunyai penyakit asbestosis, dan bermukim selama 20-30 tahun dengan menempati rumah berbahan atap asbes putih sebanyak 26% responden. Sedangkan yang bermukim di bawah 20 tahun sebanyak 20% responden.
“Semuanya konsumen pengguna bangunan rumah berbahan atap asbes putih, Alhamdulillah dalam keadaan sehat walafiat sampai sekarang,” terang peneliti YLPK Jatim.
Oleh karenanya, kebutuhan masyarakat konsumen Kota Surabaya terhadap produk Fiber Cement berbahan asbes putih antusiasnya masih tinggi, karena mereka masih merasa aman dan nyaman. Sebanyak 97% responden.
“Alasannya kenapa produk asbes masih menjadi pilihan masyarakat karena kuat jawab 81% responden, dan beralasan ringan sebanyak 81%. Selain itu mereka beralasan karena mudah dicari sebanyak 76% responden, dan yang beralasan karena harganya murah dan terjangkau sebanyak 59% responden.” ujarnya.
Hasil penelitian di Surabaya ini memperkuat hasil penelitian di Jakarta yang dilakukan oleh Pusat Kajian dan Terapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PKTK3) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tahun 2019. Dalam penelitian tersebut diungkap hasil pengukuran kadar asbes di udara pada kawasan pemukiman dan kawasan perusahaan asbes menunjukkan hasil di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) dari nilai ketentuan 0,1 f/cc, penelitian tersebut dilakukan di Kelurahan Karet Tengsin Kecamatan Tanah Abang Kota Jakarta Pusat Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada tahun 2019.
Tim peneliti dari Universitas Indonesia bernama Doni Hikmat Ramdhan SKM, MKK, Ph.D, dan kawan-kawan, menunjukkan hasil pengukuran kadar asbes di udara pada pemukiman penduduk di bawah 0,1 f/cc yaitu antara 0,001 f/cc sampai dengan 0,033 f/cc sedangkan di perusahaan asbes paling kecil 0,001 sampai paling besar 0,053 sehingga tidak menyentuh angka 0,1 f/cc NAB.
Maka paparan serat asbes putih (chrysotile) terhadap udara di pemukiman Kelurahan Karet Tengsin dan udara di 4 (empat ) perusahaan asbes tidak berbahaya karena di bawah NAB 0,1 f/cc.
Untuk lebih meyakinkan masyarakat konsumen Indonesia yang memakai produk Fiber Cement berbahan asbes putih maka dalam waktu dekat YLPK Jatim akan melakukan eksperimental dengan cara menghancurkan produk Fiber Cement berbahan asbes putih di dalam ruangan tertutup. Kemudian YLPK Jatim menguji udara yang berada di dalam ruangan tertutup tersebut apakah udara tersebut terkontaminasi oleh asbes putih atau tidak.