Bagikan:

JAKARTA - Kubu pasangan nomor urut 1 Pilgub Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono walk out saat rapat pleno terbuka penetapan hasil pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada hari ini, Minggu, 8 Desember. Momen ini terjadi sebelum KPU Jakarta menetapkan hasil penghitungan suara di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat.

Awalnya para saksi dari masing-masing pasangan calon dapat kesempatan menyampaikan kejadian atau catatan khusus. Ketika itu, kubu Ridwan Kamil-Suswono mempersoalkan dugaan pelanggaran di TPS 028 Pinang Ranti, Jakarta Timur.

Katanya, ada oknum petugas TPS yang diduga mencoblos pasangan nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno. Peristiwa ini disebut sebagai bentuk penyalahgunaan hak pilih masyarakat.

"Peristiwa pada TPS 028 Pinang Ranti di Jakarta Timur patut diduga bisa terjadi di TPS-TPS lainnya. Di mana hak pilih warga Jakarta disalahgunakan oleh oknum petugas KPU yang seharusnya profesional dan netral, apa yang terjadi hal tersebut bisa juga diduga terencana sehingga demokrasi kita ternodai dan tercoreng," kata saksi dari kubu Ridwan Kamil-Suswono di lokasi.

Kubu paslon nomor urut 2 Pilgub Jakarta, Dharma Pongrekun-Kun Wardana juga mempermasalahkan hal serupa. Pihaknya menilai jumlah akhir tidak merepresentasikan masyarakat secara luas akibat adanya suara tidak sah.

Suasana memanas ketika kubu paslon nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno dapat kesempatan bicara. "Kami ingin berkomentar sedikit, paslon nomor satu dan paslon dua mengungkapkan atau mencatatkan keberatan atau kejadian khusus, enggak tahu kejadian khusus atau keberatan," ujar salah satu saksi dari kubu Pramono-Rano.

Kubu Ridwan Kamil-Suswono kemudian tak terima. Mereka meminta Ketua KPU Jakarta Wahyu Dinata supaya pihak saksi Pramono-Rano tak diberikan kesempatan berbicara.

"Mohon maaf ketua ini bukan hal penilaian ke 03, tidak perlu adanya komentar macam-macam,” tegasnya saksi tersebut.

“Kami izin kalau ketua masih mengizinkan mereka ngomong kami izin (keluar, red)," sambungnya.

Wahyu sempat mencegah. Hanya saja, saksi kubu pasangan nomor urut 1 itu bergegas memberikan sebuah berkas ke pihak KPU dan memilih keluar ruangan

"Izin ketua kami keluar dari sidang," ujar saksi tersebut.

Wahyu meminta panitia mencatat peristiwa walk out tedsebut. Karena rapat penetapan hasil itu tanpa diikuti seluruh perwakilan paslon.

"Tolong panitia dibuat nanti kejadian khususnya bahwa tim 01 walk out meninggalkan forum acara," pungkasnya.