JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan penduduk Desa Klatanlo Kecamatan Wulanggitang Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur harus dipindahkan dan tidak boleh kembali lagi menghuni rumah lamanya, karena pertimbangan keselamatan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan desa tersebut menghadapi ancaman bahaya yang serius.
Selain paparan langsung material vulkanik berupa bebatuan - lava pijar desa yang ada dalam radius bahaya itu juga berpotensi terkena limpahan guguran lahar dari Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terbawa oleh hujan.
“Bahkan tanpa adanya hujan, guguran lahar panas dari Gunung Lewotobi akan dapat langsung menjangkau desa ini,” katanya dilansir ANTARA, Senin, 18 November.
Menurutnya, berdasarkan hasil pemantauan citra thermal pesawat drone yang diambil 17 November 2024, didapatkan guguran lahar semakin mendekati area permukiman Desa Klatanlo di wilayah barat Gunung Lewotobi. Oleh karena itu pemerintah akan merelokasi penduduk desa tersebut ke tempat yang lebih aman sepenuhnya.
BACA JUGA:
BNPB belum bisa melaporkan secara rinci berapa jumlah penduduk yang menghuni Desa Klatanlo tersebut, karena saat ini masih dalam proses pendataan oleh tim petugas gabungan.
Kendati demikian, BNPB bersama kementerian terkait dan Pemerintah Flores Timur akan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi keselamatan bukan hanya untuk warga Klatanlo tetapi juga seluruh korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang jumlahnya tecatat sebanyak 12.761 jiwa sejak 4 November 2024 menempati pengungsian.
“Semua skema terbaik sudah dipersiapkan mulai dari relokasi, perbaikan rumah rusak, dan lain sebagainya,” kata Abdul.