JAKARTA - Pihak Korea Selatan menyatakan bahwa Korea Utara diduga sedang melancarkan upaya pemblokiran sinyal GPS di area yang lebih luas di sepanjang perbatasan kedua negara. Pernyataan ini diungkapkan oleh seorang pejabat militer pada Sabtu, yang menambahkan bahwa serangkaian gangguan ini kemungkinan besar berkaitan dengan latihan militer Korea Utara untuk melawan pesawat nirawak (drone).
“Upaya pemblokiran sinyal GPS oleh Korea Utara telah berlangsung selama delapan hari berturut-turut, mulai 8 hingga 15 November,” ujar pejabat tersebut, dilansir dari ANTARA, Sabtu, 16 November.
Pada awalnya, gangguan tersebut terjadi di wilayah Kepulauan Barat Laut, namun sejak Kamis lalu, cakupan pemblokiran meluas hingga ke Provinsi Gyeonggi dan bagian utara Provinsi Gangwon, jelasnya.
Setelah serangan serupa terjadi di sekitar pulau-pulau perbatasan barat laut antara 29 Mei hingga 2 Juni, Korea Utara kembali melanjutkan upaya pemblokiran sinyal ini baru-baru ini.
Jika dibandingkan dengan serangan pemblokiran sebelumnya pada tahun ini yang melibatkan sinyal yang lebih kuat dan tampaknya menyasar Korea Selatan, pemblokiran GPS yang dilakukan pada November ini kemungkinan terkait dengan latihan militer Korea Utara untuk merespons drone, kata militer Korea Selatan.
BACA JUGA:
Pada Juni, Korea Selatan mengangkat masalah pemblokiran GPS yang berulang oleh Korea Utara itu dengan tiga lembaga internasional terkait -- Persatuan Telekomunikasi Internasional (ITU), Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), dan Organisasi Maritim Internasional (IMO) -- guna meminta langkah-langkah yang tepat untuk diambil menanggapi provokasi tersebut.
Korea Utara merupakan anggota ITU, ICAO, dan IMO.
Sebagai tanggapan, ICAO mengadopsi sebuah keputusan yang menyuarakan kekhawatiran serius terkait dengan pemblokiran sinyal navigasi GPS oleh Korea Utara baru-baru ini, dan menyebut negara itu secara spesifik dengan namanya untuk pertama kalinya.