JAKARTA – Wacana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium semakin terang setelah Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) angkat suara.
Namun menurut Ahok kebijakan penghapusan premium masih menjadi kewenangan penuh dari pemerintah bukan dari Pertamina.
"Saya tidak tahu, mesti tanya ke menteri, kita cuma jalankan saja," ungkap Ahok kepada awak media ketika berada di rumah dinas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka Loji Gandrung, Rabu 7 April.
Mengganti Premium dengan Pertalite atau Pertamax
Meskipun belum jelas kapan akan dihapuskan, Ahok mengajak masyarakat agar meninggalkan Premium dan menggantinya dengan Pertalite atau Pertamax, alasannya memiliki kualitas yang lebih bagus.
"Itu kita baru bikin program langit biru, untuk mengajak masyarakat mendidik supaya meninggalkan premium," terangnya.
Mengurangi Pasokan Premium di Kota
Terkait dengan kebijakan yang akan dilakukan oleh Pertamina, menurut Ahok pihaknya akan mengurangi pasokan Premium di kota-kota secara perlahan. Diharapkan kebijakan tersebut membuat masyarakat akan mengganti Premium dengan jenis lain.
Ahok memberikan contoh penggunaan Premium di wilayah Jawa Tengah (Jateng) yang mulai berkurang. Menurutnya hal tersebut disebabkan oleh kesadaran masyarakat akan efek lingkungan dan ekonomi.
"Nah ini kita bertahap, tapi di Jateng ini sedikit sekali yang pakai Premium. Ini dari lingkungan dan dari sisi ekonomi mungkin juga lebih baik Pertamax lebih hemat," bebernya.
Program Langit Biru
Dalam kesempatan yang sama Ahok menjelaskan jika Pertamina kini sudah mengeluarkan kebijakan “Langit Biru” guna mengajak masyarakat untuk meninggalkan premium.
Program tersebut ditujukan untuk kebaikan lingkungan dan mengurangi polusi akibat penggunaan Premium. "Secara kualitas (premium) kurang baik," jelas Ahok.
Premium Tidak Lagi Beredar di Jakarta
Konsistensi Pertamina terkait dengan pelaksanaan Program Langit Biru juga dibuktikan dengan tidak beredarnya premium di DKI Jakarta.
Meskipun demikian, kebijakan tersebut tidak dapat diterapkan secara serentak di semua daerah di Indonesia. Ahok menjelaskan jika beberapa daerah lainnya masih membutuhkan.
Kondisi ekonomi masyarakat adalah alasan pemerintah dan Pertemina tidak menyetop penjualan Premium di beberapa daerah di Indonesia. "Makanya ini (dibatasi) bertahap," jelas Ahok.
Selain wacana penghentian penjualan Premium dan kebijakan Pertamina, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!