JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta kembali memanggil calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1, Suswono pada hari ini, setelah tak menghadiri pemanggilan pertama pada 6 November kemarin.
Suswono dipanggil untuk diminta klarifikasi mengenai pernyataan kelakarnya yang mengusulkan janda kaya menikahi pemuda nganggur dan mengaitkan hal tersebut dengan kisah Nabi Muhammad.
"Pemanggilan kembali dilakukan jam dua siang setelah pemanggilan sebelumnya tidak datang," kata Koordinator Divisi Hubungan Masyarakat, Data dan Informasi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Quin Pegagan kepada wartawan, Kamis, 7 November.
Pemanggilan Suswono ini merupakan tahapan penanganan dugaan pelanggaran pemilu atau pilkada yang dilaporkan oleh organisasi masyarakat (ormas) Betawi Bangkit. Selain suswono, Ketua Umum Bang Japar Fahira Idris juga dilaporkan ke Bawaslu.
Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu DKI Benny Sabdo menyebut pihaknya telah menggali keterangan dari pelapor dan saksi terkait kegiatan tersebut. Sehingga, Bawaslu masih membutuhkan keterangan dari Suswono sebelum memutuskan perkara ini.
"Maksimal sebenarnya sampai batas penanganan ini habis. Penanganan perkara itu kan, kalau totalnya 5 hari. Tapi secara ini kan kita 3 hari penanganan. Kalau memang dibutuhkan waktu tambahan 2 hari lagi. Jadi total 5 hari," ujar Benny.
Sementara itu, saat dikonfirmasi terpisah, Suswono mengaku tak menghadiri pemanggilan Bawaslu Rabu, 6 November malam kemarin karena menjalani kegiatan di Cakung, Jakarta Timur, pada waktu yang sama.
"Saya tidak tahu, baru selesai acara di Cakung," ucap Suswono.
Kelakar Suswono yang membuatnya dilaporkan ke Bawaslu terjadi saat menggelar pertemuan dengan relawan Bang Japar di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, Sabtu, 26 Oktober.
Mulanya, Suswono mengungkap dirinya dan calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil akan menambah program bantuan sosial Pemprov DKI berupa kartu untuk anak yatim.
Namun, Suswono menekankan kartu bantuan ini hanya diperuntukkan bagi warga dengan golongan ekonomi bawah atau miskin. Sambil berkelakar, Suswono pun mengusulkan janda kaya yang tak masuk sebagai penerima bantuan justru ikut membantu dengan menikahi pemuda menganggur.
"Ada kartu janda enggak? Saya pastikan kalau janda miskin pasti ada. Tapi masa janda kaya minta kartu juga? Saya sarankan janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur," ucap Suswono.
Hal seperti ini, menurut dia, pernah dilakukan oleh istri pertama Nabi Muhammad, Khadijah binti Khuwailid.
"Ingat Khadijah enggak? Tau Khadijah kan? Dia kan konglomerat. Nikahi siapa? Ya Nabi. Waktu itu belum jadi Nabi. Masih 25 tahun, pemuda kan? Nah, itu contoh kaya begitu," tambahnya.
Belakangan, Suswono meminta maaf terkait pernyataannya yang menimbulkan polemik soal usulan agar janda kaya menikahi pemuda nganggur layaknya kisah Nabi Muhammad dengan istrinya, Khadijah.
BACA JUGA:
"Saya menyadari bahwa pernyataan saya dalam pertemuan dengan relawan Bang Japar telah menimbulkan polemik, atas hal itu saya meminta maaf, sekaligus mencabut pernyataan tersebut" ujar Suswono dalam keterangannya, Senin, 28 Oktober.