JAKARTA - Serangan Israel pada Jumat dini hari menewaskan tiga wartawan dan melukai beberapa orang lainnya ketika mereka tidur di wisma yang digunakan oleh media di Hasbaya, Lebanon.
Jurnalis yang tewas adalah juru kamera Ghassan Najjar dan Mohamed Reda dari outlet berita pro-Iran Al-Mayadeen dan juru kamera Wissam Qassem, yang bekerja untuk Al-Manar milik Hizbullah.
Serangan tersebut menjadikannya hari paling mematikan bagi media dalam satu tahun permusuhan antara militer Israel dan militan Hizbullah Lebanon.
Belum ada komentar langsung dari Israel, yang secara umum menyangkal sengaja menyerang jurnalis.
Lima jurnalis telah terbunuh dalam serangan Israel sebelumnya di Lebanon selama konflik tersebut, termasuk jurnalis visual Reuters Issam Abdallah.
Hasbaya adalah kota yang dihuni oleh umat Islam dan Kristen. Serangan pada Jumat, 25 Oktober, sekitar pukul 3 dini hari, adalah yang pertama terjadi di kota itu sendiri.
“Ini adalah kejahatan perang,” kata Menteri Penerangan Lebanon Ziad Makary dilansir Reuters.
Tercatat 18 jurnalis dari enam media, termasuk Sky News, Al-Jazeera dan lembaga penyiaran Lebanon, menginap di wisma tersebut.
“Kami mendengar pesawat terbang sangat rendah, itulah yang membangunkan kami, dan kemudian kami mendengar dua rudal,” Muhammad Farhat, reporter media Lebanon Al-Jadeed, mengatakan kepada Reuters.
Menurut Farhat, beberapa bungalow rusak. Rekamannya menunjukkan mobil-mobil terbalik dan rusak.
“Kami telah melaporkan dari sana selama sekitar satu bulan tanpa terjadi apa-apa. Saya bahkan tidak tahu bagaimana saya bisa keluar dari bawah reruntuhan,” kata Farhat.