Bagikan:

JAKARTA - Guru Besar Tsinghua University, Stella Christie, menjadi salah satu dari 54 calon wakil menteri yang masuk dalam kabinet presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka untuk periode 2024-2029. Sebagai ilmuwan, Stella memiliki sejumlah visi untuk membantu pemerintahan dalam mencapai tujuan Indonesia Maju.

Stella menegaskan sebagai ilmuwan, peran utamanya adalah merumuskan visi besar dalam bidang sains dan melakukan eksperimen metodologis guna mendukung pencapaian visi tersebut.

"Untuk ilmuwan, saya pertama harus menentukan apa visi besar di bidang sains. Lalu, setelah itu kita harus menentukan bagaimana kita menanyakan visi itu dengan metode eksperimen-eksperimen kita," tuturnya saat ditemui di Hambalang, Kamis kemarin.

Stella juga berbagi mengenai perjalanan pendidikannya. Ia menegaskan dirinya mengenyam pendidikan di Indonesia, dan bukan berasal dari sekolah internasional. Beasiswa yang ia dapatkan mengantarkannya ke Harvard University, salah satu universitas terbaik di dunia.

"Saya besar di sini, saya dari TK sampai SMA kelas 1 bersekolah di Jakarta dan bukan di international school. Saya mendapat beasiswa ke Harvard, itu adalah beasiswa, jadi hasil pendidikan dari negara ini," ungkapnya.

Selama pembekalan di Hambalang, Stella mengaku mendapatkan banyak wawasan yang berguna untuk mempersiapkan dirinya dalam menghadapi tanggung jawab sebagai wakil menteri.

"Saya sangat berterima kasih bahwa diberikan pembekalan hari ini sungguh mempersiapkan, tetapi saya juga banyak pertanyaan-pertanyaan bagaimana ke depan saya bisa sungguh melayani Indonesia," katanya.

Stella juga menegaskan komitmennya untuk membantu mewujudkan visi Prabowo Subianto dalam membangun kesejahteraan Indonesia.

"Jadi bagaimana kita bisa merealisasikan visi beliau untuk membangun kesejahteraan negara ini," tandasnya.

Stella Christie merupakan lulusan Harvard University dengan predikat magna cum laude with highest honor pada 2004. Setelah menyelesaikan pendidikan sarjananya, ia melanjutkan studi di Northwestern University dan meraih gelar pascasarjana dan doktor pada 2010.

Sebagai ilmuwan di bidang ilmu kognitif, Stella mendalami cara kerja pikiran, termasuk pemahaman tentang otak, proses berpikir manusia, hewan, dan kecerdasan buatan (AI).

Bidang keahliannya bersifat interdisipliner, menggabungkan berbagai disiplin ilmu untuk mempelajari dan memahami aspek-aspek kognitif ini.