JAKARTA - Rusia pada Hari Selasa mengatakan tidak mengharapkan adanya perubahan kebijakan yang signifikan dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), seiring dengan posisi sekretaris jenderal organsasi kini resmi dijabat oleh Mark Rutte.
"Harapan kami adalah aliansi Atlantik Utara akan terus bekerja ke arah yang sama seperti yang telah dilakukan selama ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, seraya menambahkan Presiden Vladimir Putin mengenal Rutte dengan baik dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, melansir Reuters 1 Oktober.
"Dulu, ada harapan untuk kemungkinan membangun hubungan pragmatis yang baik - setidaknya, dialog semacam itu telah dilakukan - tetapi kemudian kami mengetahui Belanda mengambil posisi yang agak tidak dapat didamaikan, posisi yang sama sekali tidak mengizinkan kontak apa pun dengan negara kami," urai Rutte.
"Oleh karena itu, kami tidak berpikir bahwa sesuatu yang signifikan baru akan terjadi dalam kebijakan aliansi," tambahnya.
Terpisah, dalam konferensi pers pertamanya usai resmi menjabat, Rutte menepis sindiran Kremlin terhadap negaranya, dengan mengatakan Moskow "memiliki sumber yang sangat baik dan saya tidak dapat mengatakannya dengan cara yang lebih baik karena saya sangat mengagumi Jens Stoltenberg," dikutip dari The National News.
"Pengalaman pribadi" dalam mengarahkan negaranya melalui penembakan jatuh pesawat MH17 oleh separatis Ukraina pada tahun 2014, yang mana lebih dari dua pertiga penumpangnya adalah warga negara Belanda, mengajarkan kepada Rutte bahwa perang di Ukraina "tidak terbatas pada garis depan", katanya.
Rutte juga mengatakan tidak ada "ancaman langsung" dari Vladimir Putin untuk menggunakan senjata nuklir meskipun ada pernyataan baru-baru ini dari Presiden Rusia.
BACA JUGA:
"Secara umum, jika kita menyerah pada ancaman Putin, kita akan membuat preseden bahwa penggunaan kekuatan militer memungkinkan suatu negara mendapatkan apa yang diinginkannya, dan kita tidak dapat melakukan itu," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Mark Rutte resmi menjabat Sekjen NATO menyusul serah terima dengan pendahulunya Jens Stoltenberg di Markas Besar NATO, Brussels, Belgia.
Serah terima posisi Sekjen NATO ditandai dengan penyerahan palu kayu Viking seremonial yang disumbangkan pada tahun 1963 oleh Islandia dari pendahulunya, Jens Stoltenberg kepada Rutte.