Bagikan:

SLEMAN - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi menunjukkan intensitas yang cukup tinggi dalam sepekan  terakhir. Sejak Senin 30 September dini hari hingga pagi ini, Merapi teramati mengeluarkan 11 kali guguran lava  ke arah barat daya (Kali Bebeng).

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan visual gunung jelas, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 25 m di atas puncak kawah. 

"Teramati 11 kali guguran lava ke arah barat daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter,"  kata BPPTKG dalam keterangan resminya.

BPPTKG menyebut potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

"Untuk itu masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," lanjutnya.

Masyarakat juga diminta agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi dan jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.