NTT - Warga Desa Banuan di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) sempat menghadapi krisis air bersih berkepanjangan. Kini permasalahan itu teratasi dengan pemanfaatan sistem pompa air tenaga surya.
"Dengan dukungan 10 panel surya yang menghasilkan 5.500 Watt Peak, fasilitas ini mampu memompa hingga 60.000 liter air per hari ke Bak Reservoir Atas, memperbaiki kualitas hidup masyarakat Desa Banuan," kata Koordinator Proyek Solar Chapter, Yoga Nahak dalam keterangan yang dikutip dari ANTARA, Minggu, 29 September.
Menurutnya, akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan bagi banyak wilayah di Indonesia, khususnya di daerah terpencil seperti Nusa Tenggara Timur.
Ketersediaan air yang layak tidak hanya mempengaruhi kesehatan masyarakat, tetapi juga berdampak langsung pada ekonomi dan kesejahteraan desa.
Di beberapa daerah, masyarakat harus menempuh jarak jauh untuk mendapatkan air, membuat aktivitas harian mereka semakin berat. Namun, dengan kemajuan teknologi dan kolaborasi berbagai pihak, tantangan ini mulai teratasi.
Program-program berbasis energi terbarukan seperti pemanfaatan tenaga surya telah membantu mengatasi masalah ini secara berkelanjutan.
BACA JUGA:
Desa-desa yang dulu kesulitan mendapatkan air kini mulai merasakan perubahan besar. Seperti halnya warga di Desa Banuan di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.
"Mereka berhasil mengatasi krisis air bersih melalui gotong royong. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari, 26-30 Agustus 2024 dengan membangun fasilitas pompa air tenaga surya," ujarnya.
Ia menuturkan bahwa hal itu merupakan pencapaian besar bagi desa yang selama bertahun-tahun harus menempuh perjalanan sejauh 2-4 kilometer untuk mendapatkan air bersih.
"Berkat kerja sama antara warga desa, Solar Chapter, dan program CSR perusahaan, kini Desa Banuan memiliki sistem air bersih yang menggabungkan gravitasi dan pompa tenaga surya," terang Yoga.
Meski begitu, Yoga mengatakan bahwa proyek tersebut sempat menghadapi banyak tantangan karena jarak antara sumber air dan pemukiman mencapai 3,3 km, dengan medan yang sulit berupa tebing dan hutan.
Menurut Yoga instalasi pipa sepanjang ini merupakan salah satu yang terpanjang dan tersulit di tahun 2024.
Oleh karena itu, rengan dukungan 10 panel surya yang menghasilkan 5.500 Watt Peak, fasilitas ini mampu memompa hingga 60.000 liter air per hari ke Bak Reservoir Atas.
Yoga menambahkan, proyek itu membuktikan bahwa kolaborasi lintas komunitas dan sektor bisa membawa perubahan besar.
"Desa Banuan menunjukkan bahwa dengan kemauan dan dukungan yang tepat, tantangan besar dapat diatasi," tuturnya.
Dia berharap penyediaan air bersih dapat memberi dampak berkelanjutan, membantu kesehatan dan ekonomi masyarakat lokal, terutama untuk pertanian.
"Tujuannya agar kesejahteraan tercapai dan air bersih terus mengalir untuk generasi mendatang," imbuhnya
Kepala Desa Banuan Agustinus Manbait merupakan orang yang menginisiasi pengajuan bantuan melalui survei dari Solar Chapter pada tahun 2023.
“Kami tidak bisa mengungkapkan betapa bersyukurnya kami. Air bersih kini tidak lagi menjadi impian yang jauh, melainkan kenyataan yang akan kami nikmati setiap hari,” kata Agustinus.
Sementara itu, Martinus Nuni warga Desa Banuan mengatakan bahwa seluruh masyarakat keluar untuk menarik pipa yang ada ke sumber mata air dan dibawa ke dekat pemukiman yang jaraknya sekitar 3 km.
"Sulit perjalanan ke sana, mendaki terus naik turun naik turun akhirnya warga kecapean,” kata Martinus.
Menurutnya, kerja sama lintas sektor sangat penting bagi kesuksesan proyek ini. Dukungan dari sponsor utama seperti Vinilon berupa pengadaan pipa dan juga beberapa sponsor lainnya telah memungkinkan penyediaan infrastruktur berkualitas tinggi, termasuk pipa dan panel surya.
Mama Veronika warga desa lainnya juga mengucapkan rasa syukurnya karena air mulai mengalir tanpa kendala.
“Awalnya kami cemas, takut kalau airnya tidak akan naik. Tapi ketika air mulai mengalir, rasa syukur kami tak terhingga. Puji Tuhan, kini air sudah mengisi bak pompa kami,” Veronika.