Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengaku telah menyampaikan keinginanya kepada Prabowo Subianto terkait pengisian kursi menteri di kabinet lima tahun mendatang.

Kepada Prabowo, Surya meminta agar Prabowo tak memprioritaskan NasDem dalam pengisian menteri-menteri, meski partainya kini telah bergabung dalam koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Saya mengutarakan kepada Pak Prabowo, NasDem memberikan kesempatan kepada beliau dan kepada seluruh policy, kebijakan beliau, untuk memprioritaskan seluruh partai-partai politik di luar partai NasDem untuk masuk di kabinet. Artinya, NasDem bukan prioritas. Itu yang saya harapkan," kata Surya di NasDem Tower, Kamis, 19 September.

Surya mengaku tak masalah jika NasDem hanya mendapat sisa kursi menteri yang masih kosong setelah semua partai politik Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus mendapatkan jatah.

"Kami bisa merasakan betapa terhormatnya posisi menjadi salah satu pembantu presiden, apapun itu nomenklaturnya, termasuk kabinet, tapi tidak kalah terhormat untuk memberikan kesempatan kepada partai-partai politik lainnya. Jadi, kalau bisa mempertimbangkan nasdem itu paling ujung aja, paling belakang aja," jelas Surya.

Surya menyadari NasDem bukanlah partai yang ikut mengusung Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024 lalu, melainkan sebagai partai pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

NasDem baru merapat ke KIM setelah hasil Pilpres 2024 menyatakan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wakil Presiden terpilih. Rasa tahu diri untuk tak meminta jatah menteri, diakui Surya, sebagai etika berpolitik.

"Kalaupun tidak bisa sepenuhnya, tapi apa yang masih tersisa sebagai komitmen, konsistensi sikap untuk tetap memiliki azas kepantasan dan kepatutan. Jadi tetap pada barisan pemerintahan, tetap upayakan apa kemampuan yang ada dari barisan Partai NasDem ini," urai Surya.

"Bicara kursi, ah, itu bukan keinginan NasDem. Itu nomor buntut aja, paling belakang. Ada (atau) enggak ada kursi, pasti kita hormati sekali. Mudah-mudahan itu juga sumbangsih, dari satu sikap partai politik, bahwasanya kursi bukan di atas segala-galanya. Untuk membuktikan dia loyal, dia ingin bersama, dia ingin membantu pemerintah atau tidak," imbuhnya.