JAKARTA - Ketua DPP PDIP Said Abdullah menegaskan pertemuan antara presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak bisa diartikan sebagai upaya melunakkan sikap PDIP ke pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurut Said, PDIP tetap akan bersikap kritis konstruktif terhadap pemerintah, apa pun posisi PDIP nantinya.
"Tidak ada (melunakkan sikap PDIP), ketika kedua pemimpin bangsa sebagaimana saya sampaikan, bertemu berdua, tiba-tiba kita datang pada kesimpulan bahwa PDI Perjuangan melunak, kemudian masuk ke dalam. Atau kedua pemimpin bangsa bertemu tetapi PDI Perjuangan tetap di luar. Maka kesimpulan itu tahan dulu," ujar Said Abdullah di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa kemarin.
Said mengatakan pertemuan Prabowo dan Megawati merupakan upaya merawat moralitas publik sebagaimana dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Menurut dia, pertemuan kedua tokoh tersebut memiliki tujuan merawat keindonesiaan.
"Kita menunggu bagaimana kedua beliau ini menyamakan visinya ke depan merawat Indonesia, memajukan Indonesia, memakmurkan kita semua, rakyat Indonesia. Kalau itu punya kesamaan, insyaallah kami melihatnya bagi PDI Perjuangan, baik di dalam maupun di luar sama saja," tandas Said.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Said mengatakan pertemuan Prabowo dan Megawati akan berlangsung sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2024 mendatang. Hanya saja, dia enggan mengungkapkan waktu pasti pertemuan tersebut.
"Pertemuan Ibu Ketua Umum dengan Bapak Prabowo ini hanyalah menunggu momentum hari-hari. Karena pelantikan tanggal 20 Oktober sudah di depan mata kita bersama. Kita semua bersiap-siap untuk menyambut presiden terpilih, dilantik tanggal 20 Oktober. Dan insyaallah sebelum pelantikan, Ibu Megawati akan bertemu dengan Bapak Prabowo," pungkas Said.