Bagikan:

DENPASAR - Petugas Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah Bali masih menyelidiki penyebab Kapal Tanker Elisabeth 1 terbakar di perairan Pulau Gili Tepekong, Kabupaten Karangasem, Bali.

Kepala Bidang Labfor Polda Bali Kombes I Nyoman Sukena mengatakan hingga kini pengambilan sampel untuk mencari penyebab kebakaran di Kapal Tanker Elisabeth 1 itu belum selesai dilakukan lantaran kondisi kapal yang belum stabil.

"Labfor Polda Bali sudah melakukan pemeriksaan TKP, hanya kendala kapal dalam posisi miring, masih banyak uap karbon bekas kebakaran, sehingga masih menunggu perkembangan," katanya dilansir ANTARA, Senin, 12 Agustus.

Sukena mengatakan pihaknya sudah dua kali mengambil sampel dari Kapal Tanker Elisabeth 1. Namun, belum semua materi diambil lantaran kondisi kapal yang belum stabil yang berimbas pada keselamatan petugas. 

"Kalau cuaca sudah mulai baik dan kondisi kapal stabil, Labfor akan melakukan penyelidikan lagi, karena karbondioksida itu kan membahayakan keamanan petugas Labfor juga," kata dia.

Dirpolairud Polda Bali dan pihak Pertamina juga sudah turun langsung untuk mengecek kondisi kapal.

Sebelumnya, Kepala Seksi Humas Polres Karangasem Iptu I Gede Sukadana menjelaskan insiden kebakaran tersebut terjadi pada Rabu 7 Agustus 2024 sekira pukul 03.00 Wita di Gili Topekong, Karangasem.

Awalnya sekitar pukul 01.18 Wita, Kapal Elisabet 1 berlayar hendak membawa bahan bakar menuju Badas Sumbawa, NTB. Setelah kurang lebih perjalanan selama 1 jam menit atau tepat 1 mil dari Pulau Tepekong Karangasem, kapal dikabarkan terbakar.

Akibatnya, sebanyak lima dari 21 orang anak buah kapal (ABK) Kapal Tanker Elisabeth meninggal dunia.

Sementara itu, Manajer Operasional PT. Arta Samudera Line Budi Kurniawan menyatakan Kapal Tanker Elisabeth 1 yang terbakar di perairan Pulau Gili Tepekong, Karangasem, Bali (3/8) sudah dievakuasi dekat Terminal BBM Manggis, Karangasem, Bali.

Kapal MT Elisabet Satu adalah milik PT. Arta Samudera Line untuk mengangkut produk Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terbakar. Dalam kapal tersebut terdapat sebanyak 21 kru yang berada di kapal dimana 16 kru selamat dengan sebagian mengalami luka ringan dan lima orang meninggal dunia. 

Dipastikan hingga saat ini, tidak terjadi pencemaran atau kebocoran di area perairan. Begitu pula seluruh muatan BBM masih berada di kapal untuk selanjutnya akan dilakukan proses pemindahan agar distribusi BBM tetap berjalan lancar.

“Perusahaan akan bertanggung jawab penuh atas dampak dampak yang terjadi akibat insiden ini. Ucapan duka juga kami sampaikan sedalam-dalamnya untuk para korban dan keluarga korban yang terdampak dari insiden di kapal MT Elisabet Satu,” ujar Budi Kurniawan.

Menurut keterangan Budi, perusahaan berkomitmen penuh untuk bekerja sama dengan pihak terkait dalam proses penanganan insiden ini, serta kooperatif selama proses penyelidikan berlangsung.