JAKARTA - Sejumlah penerbangan di bandara Beirut ditunda sampai ditunda mengantisipasi risiko seiring meningkatnya konflik antara Israel dan kelompok bersenjata Hizbullah.
Serangan roket yang menewaskan 12 remaja dan anak-anak di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada Sabtu, 27 Juli, menambah kekhawatiran, Israel dan kelompok yang didukung Iran dapat terlibat dalam perang skala penuh.
Kabinet keamanan Israel pada Minggu memberi wewenang kepada pemerintah untuk merespons serangan tersebut. Hizbullah membantah bertanggung jawab atas serangan paling mematikan di Israel atau wilayah yang dianeksasi Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Dilansir Reuters, Senin, 29 Juli, Lufthansa dan Eurowings Lufthansa membatalkan tiga penerbangan ke Beirut yang dijadwalkan pada Senin, 29 Juli, sore, menurut papan informasi di bandara dan situs pelacakan penerbangan Flightradar24.
Maskapai hemat yang berbasis di Turki SunExpress, anak perusahaan Turkish Airlines AJet, maskapai Yunani Aegean Airlines, Ethiopian Air dan MEA juga membatalkan penerbangan yang dijadwalkan mendarat di Beirut pada hari ini.
Bandara Internasional Beirut-Rafic Hariri adalah satu-satunya bandara di Lebanon.
Middle East Airlines mengatakan pihaknya menunda keberangkatan beberapa penerbangan yang akan mendarat di Beirut pada Minggu.
Penundaan tambahan untuk pendaratan penerbangan pada Senin kemudian diumumkan karena “alasan teknis terkait dengan distribusi risiko asuransi untuk pesawat antara Lebanon dan tujuan lain”, kata MEA.
Hizbullah dan militer Israel meningkatkan serangan lintas batas sejak perang Gaza dimulai. Konflik tersebut telah mengganggu penerbangan dan pengiriman di seluruh wilayah, termasuk selama serangan drone dan rudal antara Israel dan Iran pada April.