Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Israyani meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengantisipasi bencana akibat cuaca ekstrem. Mengingat, hujan deras terus mengguyur Jakarta dalam beberapa hari terakhir.

Israyani mengkhawatirkan potensi terjadi bencana, terutama di lokasi permukiman sekitar aliran sungai. Maka dari itu, penempatan pentugas untuk bersiaga menjadi penting demi keselamatan warga.

“Cuaca ini sedang tidak menentu, saya minta BPBD mulai siagakan petugas pada titik rawan bencana di Jakarta,” kata Israyani dalam keterangannya, Minggu, 7 Juli.

Ancaman bencana hidrometeorologi di tepi sungai saat cuaca ekstrem, menurutnya bukan hanya banjir, namun juga tanah longsor. Sebab, longsor sering terjadi manakala hujan mengguyur Jakarta dan menyebabkan tanah semakin lembek.

“Nah, tanah juga bisa melunak karena diguyur hujan terus menerus. Ini perlu diwaspadai oleh yang tinggal di lereng atau di daerah rawan longsor,” ucap Israyani.

“Bencana itu selalu menyisakan kerugian. Kalau kita sigap, Insyaallah semakin banyak yang bisa diselamatkan,” tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi di Bulan Juli dan Agustus 2024. Namun, hujan masih sering terjadi di banyak wilayah di Indonesia.

Dwikorita menuturkan, dalam sepekan ke depan, masih terdapat potensi peningkatan curah hujan secara signifikan di sejumlah wilayah Indonesia. Fenomena ini disebabkan oleh dinamika atmosfer skala regional hingga global yang cukup signifikan.

Terpantau adanya aktivitas fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial di sebagian besar wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Sebagian besar Papua.

Selain itu, suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Indonesia memberikan kontribusi dalam menyediakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan di wilayah Indonesia.

"Fenomena atmosfer inilah yang memicu terjadinya dinamika cuaca yang berakibat masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia," kata Dwikorita.

Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat/angin kencang di sebagian besar wilayah Indonesia pada tanggal 5-11 Juli 2024.