Bagikan:

JAKARTA  -  Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Presiden AS Joe Biden dirinya memutuskan untuk mengirim delegasi untuk melanjutkan negosiasi yang terhenti mengenai kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas.

Sumber di tim perunding Israel, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan ada peluang nyata untuk mencapai kesepakatan setelah Hamas membuat proposal revisi mengenai syarat-syarat kesepakatan.

“Usulan yang diajukan Hamas mencakup terobosan yang sangat signifikan,” kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu dilansir Reuters, Jumat, 5 Juli.

Respons Israel terhadap usulan Hamas, yang diajukan melalui mediator, sangat berbeda dengan kejadian di masa lalu selama perang hampir sembilan bulan di Gaza, di mana Israel mengatakan persyaratan yang diberikan oleh Hamas tidak dapat diterima.

Seorang pejabat Israel mengatakan kepala badan intelijen Israel Mossad akan memimpin delegasi Israel untuk pembicaraan tersebut.

Netanyahu dijadwalka berkonsultasi dengan tim perundingnya, kemudian membahas pembicaraan pembebasan sandera dengan kabinet keamanannya.

Gedung Putih mengatakan Biden dan Netanyahu, melalui panggilan telepon, membahas tanggapan yang diterima dari Hamas mengenai kemungkinan kesepakatan.

“Presiden menyambut baik keputusan perdana menteri yang memberi wewenang kepada negosiatornya untuk berhubungan dengan mediator AS, Qatar, dan Mesir dalam upaya mencapai kesepakatan,” katanya.

Dalam percakapan telepon tersebut, Netanyahu mengulangi posisinya Israel hanya akan mengakhiri perangnya di Gaza ketika semua tujuannya telah tercapai.

Sumber di tim perundingan Israel mengatakan: "Ada kesepakatan dengan peluang implementasi yang nyata."

Namun sumber tersebut memperingatkan, ada risiko kesepakatan bisa gagal karena pertimbangan politik.

Beberapa mitra sayap kanan dalam koalisi Netanyahu yang berkuasa telah mengindikasikan mereka mungkin akan mundur dari pemerintahan jika perang berakhir sebelum Hamas dihancurkan. Keluarnya mereka dari koalisi kemungkinan akan mengakhiri jabatan perdana menteri Netanyahu.