Bagikan:

JAKARTA - Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR mengungkap banyaknya temuan dan catatan terkait pelaksanaan haji tahun 2024 ini. Ketua Timwas Haji DPR Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan pihaknya bakal membahas permasalahan tersebut dalam panitia khusus (pansus). 

”Banyak sekali catatan-catatan oleh timwas dan sudah diramu. Semua catatan dan temuan akan kita bahas khusus melalui panitia khusus (pansus)," ujar Cak Imin di Mekkah sebagaimana keterangannya yang diterima wartawan, Jumat, 14 Juni. 

Wakil Ketua DPR itu menegaskan, pansus akan mendalami lebih temuan-temuan tersebut. Pihaknya, kata dia, akan melakukan penelusuran terkait kesalahan manajemen agar ada perbaikan di masa depan.

"Pansus akan menelisik semua fenomena manajemen yang mengalami kesalahan dan kekurangan untuk perbaikan haji yang akan datang," katanya.

Salah satu masalah yang disorot Timwas yakni soal konsumsi. Cak Imin mengungkapkan, bahan pangan untuk jemaah haji RI berasal dari Thailand. Seharusnya, kata dia, kebutuhan pangan jemaah tidak perlu impor. 

"Salah satunya agak mendasar bahan pokok konsumsi semua impor Thailand, padahal jumlah jemaah kita 241 ribu lebih. Itu mestinya jadi kesempatan para pelaku nasional untuk mensuplai kebutuhan pangan, bukan justru impor Thailand," ungkapnya.

Karena itu, Ketua Umum PKB itu menilai, perlu ada negosiasi yang kuat antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi guna menangani masalah tersebut. 

Cak Imin mengatakan, keinginan membawa masalah penyelenggaraan haji ke Pansus DPR sudah disepakati bersama anggota Timwas Haji lainnya.

"Ya sudah diputuskan kemarin, Timwas bersama pimpinan komisi dan juga rapat koordinasi dengan Kemenag. Kita akan detailing semua pelaksanaan haji supaya kekurangan kesalahan, terutama masalah transportasi, tidak terulang kembali," pungkasnya.

Adapun lima catatan penting terkait penyelengaraan haji di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna). Yakni pertama, tenda jemaah yang kelebihan kapasitas atau overcapacity. Setidaknya, ada kelebihan 30 jemaah di dalam tenda untuk wukuf. 

Kedua, toilet yang tak ramah lansia. Ketiga ketersediaan konsumsi jemaah harus dipastikan tersalurkan dengan baik. Keempat, fasilitas bagi lansia. Kelima, transporasi jemaah di Armuzna.