Bagikan:

YOGYAKARTA – Profil Ebrahim Raisi jadi pembicaraan hangat. Terbaru helikopter yang membawa presiden Iran Raisi dan sejumlah pejabat dilaporkan mendarat darurat di Azerbaijan Timur.

Ebrahim Raisi sendiri selama ini dikenal sebagai presiden garis keran Iran. Citra tersebut tentu memicu pertanyaan setelah helikopternya dikabarkan mengalami kecelakaan. Lalu siapa Ebrahim Raisi sebenarnya?

Profil Ebrahim Raisi

Ebrahim Raisi lahir pada 14 Desember 1960 di Masyhad, Iran. Ia tidak hanya dikenal sebagai presiden Iran namun sebagai ulama, jaksa, hingga politikus. Jabatannya sebagai presiden sendiri dimulai sejak tahun 2021.

Dilansir dari Britannica, kota kelahiran Ebrahim Raisi yakni Masyhad dikenal sebagai pusat keagamaan Twelver Shiʿah, salah satu aliran Islam. Latar belakang keluarga Ebrahim sendiri dikenal sebagai keluarga ulama sehingga ia banyak belajar Agama. Bahkan Ebrahim Raisi jadi murid beberapa ulama terkemuka di Iran.

Jauh sebelum menjadi presiden Iran, Raisi justru terjun di dunia hukum. Misalnya, pada tahun 1985 ia jadi wakil jaksa di ibu kota negara, Tehrān. Ia sempat mencalonkan diri sebagai presiden Iran pada tahun 2017, namun ia kalah saat melawan Hassan Rouhani, ulama yang dikenal moderat. Setelah kekalahan tersebut Raisi menjabat sebagai kepala peradilan Iran mulai 2019 hingga 2021.

Baru di tahun 2021, Raisi kembali mencalonkan diri lagi menjadi presiden Iran. Dalam pencalonannya, Raisi berhasil meraih kemenangan hampir sebesar 62 persen suara. Di sisi lain pemilu tahun 2021 tercatat sebagai pemilu dengan jumlah partisipasi terendah sepanjang sejarah Republik Islam Iran. Kala itu banyak kandidat yang sebenarnya potensial untuk maju namun dilarang untuk mencalonkan diri, selain itu jutaan masyarakat Iran memilih untuk golput.

Selama kepemimpinan Raisi, banyak kontrovesi terjadi. Salah satu kontroversi Raisi adalah bahwa ia dianggap berperan dalam eksekusi tahanan politik (tapol) secara massal di tahun 1988. Keterlibatan Raisi sendiri disebut menjadi komisi yang ikut mengadili tapol dengan hukuman mati.

Raisi pun tak luput dari sorotan selama perang Israel dan Hamas di Palestina. Raisi terus menunjukkan sikap konfrontatifnya terhadap Israel. Raisi juga sempat mengancam menjanjikan “tindakan keras” jika Israel membalas serangan Iran yang sempat menembakkan drone dan rudal ke Israel.

Meski ada ancaman, Israel terbukti membalas ancaman Iran dengan menyerang komplek militer di Iran setelah peluncuran dan penembakan rudal. Sayangnya Raisi belum menunjukkan reaksi apa pun. Raisi justru dikabarkan melakukan kunjungan ke berbagai negara seperti Pakistan, Sri Lanka, rencananya ke Azerbaijan.

Terbaru, Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi mengonfirmasi bahwa salah satu helikopter kepresidenan terpaksa mendarat darurat pada Minggu waktu setempat. Pemerintah Iran pun terus mengupayakan pencarian dan penyelamatan terhadap helikopter Presiden Ebrahim Raisi. Nasib helikopter Ebrahim Raisin pun belum bisa dipastikan sampai artikel ini ditulis.

Itulah informasi terkait profil Ebrahim Raisi. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.