Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Sumatera Barat mulai hari ini.

Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menuturkan, TMC dilakukan untuk memudahkan petugas melakukan evakuasi dan perbaikan sarana-prasarana pascabanjir bandang di Sumbar.

"Operasi teknologi modifikasi cuaca ini dilakukan sebagai salah satu upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir bandang lahar dingin dan tanah longsor yang terjadi di beberapa kabupaten dan kota yang berada di wilayah Provinsi Sumatera Barat," kata Abdul Muhari dalam keterangannya, Rabu, 15 Mei.

Abdul Muhari mengakui, cuaca buruk yang masih melanda Sumbar kerap menghambat proses penanganan darurat pascabencana. Menurut BMKG, di wilayah tersebut masih berpotensi hujan ringan hingga hujan lebat.

Operasi TMC di Sumatera Barat ini dilaksanakan atas koordinasi BNPB, BMKG, TNI AU, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan pihak pihak terkait lainnya, BNPB akan menggunakan pesawat tipe Grand Caravan 208 C dengan nomor lambung PK-SNN dari Bandar Udara Minangkabau.

"Pada hari ini operasi TMC direncanakan dilakukan sebanyak 2 sortie penerbangan yang akan dimulai pada pukul 13.30 WIB dengan membawa 1 ton Natrium Klorida (NaCl) pada setiap sortie nya, sehingga total bahan semai untuk operasi TMC Sumatera Barat hari ini adalah 2 ton," jelas dia.

 

Sejumlah kecamatan di Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang dilanda banjir bercampur material lahar pada Sabtu, 11 Mei malam. Kemudian pada Senin 13 Mei, bencana melanda Padang Pariaman, dan Padang.

Adapun data mutakhir berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB hari ini per pukul 18.35 WIB, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang Sumbar tercatat 58 orang.

Sementara, korban hilang bertambah dari 27 menjadi 35 orang dalam pencarian. Selain itu, untuk keluarga terdampak berjumlah 1.543 KK dan 33 orang mengalami luka-luka.